Bupati Klungkung, I Nyomn Suwirta (tengah) didampingi Kadis Pertanian, Ida Bagus Gde Juanida (dua dari kiri) dan Kepala DLHP, Anak Agung Kirana (dua dari kanan), Rabu (19/9 malam menerima penghargaan untuk program Beli Mahal Jual Murah ( Bima Juara) dan Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) akhirnya ditetapkan sebagai Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018 di Surabaya. (BP/adv)

SETELAH melewati beberapa kali tahap seleksi dan diuji di hadapan panelis independen dan profesional maupun dilakukan pengamatan langsung ke lapangan, dua program inovatif Pemkab Klungkung, yakni Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) dan Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) akhirnya ditetapkan sebagai Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018.

Kedua program yang digagas Bupati Nyoman Suwirta ini bersaing melawan 2500 program lain di Indonesia. Penyerahan penghargaan dilakukan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Syafruddin, di Surabaya, Rabu (19/9) malam.

Bupati Suwirta mengatakan untuk mempercepat pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, dibutuhkan terobosan program yang efisien dan mampu memberi manfaat kepada masyarakat. Dirinya bersyukur Kabupaten Klungkung mampu menciptakan sejumlah program dan dua 2 diantaranya diakui di tingkat nasional.  “Tidaklah mudah menciptakan program terobosan yang efisien, outputnya jelas dan bermanfaat bagi masyarakat,  namun syukur dari sejuah program yang sudah diciptakan dan telah berjalan, dua diantaranya diakui nasional,” ujarnya sumringah.

Baca juga:  Giayar Belum Bahas Soal Program Makan Bergizi Gratis

Program Bima Juara diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani dengan mewajibkan KUD membeli gabah petani lebih mahal yang nantinya akan menekan dan menstabilkan harga beras. KUD juga diwajibkan menjual beras kepada BUMDes, PNS, Koperasi, toko modern lebih murah dari harga pasar. Bupati Suwirta mengakui konsep ini sebenarnya sudah dipakai lama saat menjadi Manajer Koperasi Pasar Srinadi.

Sedangkan program TOSS, sampah diolah melalui proses peyeumisasi selama seminggu, selanjutnya dicacah dan diolah jadi pelet. Pelet ini nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar kompor memasak manual dan juga pembangkit listrik dengan gastifire serta gasnya bisa digunakan langsung untuk kompor gas.

Baca juga:  Ratusan Siswa Pengungsi Bersekolah di Buleleng, 11 Anak Ikuti PAUD

Program bidang lingkungan yang digagas pada akhir 2017 ini juga telah mendapat respons positif dari sejumlah pihak, termasuk anggota Dewan Pertimbangan Presiden maupun Kementerian PUPR dan sejumlah kepala daerah di luar Bali.

Meskipun meraih penghargaan, namun bupati asal Nusa Ceningan, Kecamatan Nusa Penida ini mengakui program tersebut tidak akan berjalan sempurna tanpa dukungan dan komitmen semua pihak. “Jika semua elemen medukung secara terus menerus, saya yakin 2 program inovasi ini akan mampu menekan inflasi dan menuntaskan permasalahan sampah,” sebutnya.

Baca juga:  Dari Ketut Sumadhi Berpulang hingga Tarif Penyeberangan Gilimanuk-Ketapang Naik

Ditambahkan pula, dari inovasi ini juga akan diperoleh Dana Insentif Daerah (DID) yang nantinya digunakan untuk penguatan dan pengembangan, tidak hanya di Klungkung tapi juga untuk ditempat lainnya. Turut hadir mendampingi dalam penerimaan penghargaan ini, Ny. Ayu Suwirta, Kadis Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Anak Agung Kirana dan Kadis Pertanian, Ida Bagus Gde Juanida. (Adv/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *