Polisi melakukan olah TKP pasutri yang terbakar di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, Kamis (20/9). (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia (lansia) yang ditemukan terbakar, Fadillah (65) dan Supiyati (74), akhirnya meninggal, Jumat (21/9). Warga Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi ini meninggal beberapa jam setelah dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Keduanya meninggal nyaris bersamaan.

Pertama meninggal, Supiyati, lalu disusul suaminya. Nyawa keduanya tak terselamatkan akibat luka bakar serius. Lalu, umur yang lanjut. “Luka bakarnya memang cukup parah. Keduanya meninggal dalam perawatan di RS,” kata Kasat Reskrim Polres Banyuwangi AKP Panji Pratista.

Baca juga:  Desainer Busana Dunia Kagumi Kostum Nasional Dea Rizkita

Pihaknya juga mengurus pemakaman dua lansia tanpa keluarga tersebut.
Terkait dugaan bunuh diri, perwira ini belum berani memastikan. Sebab, masih menunggu hasil laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim. “Hasil olah TKP sudah kita kirim ke Labfor Polda. Hasilnya, kita tunggu,” jelasnya.

Hasil labfor ini untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Namun, pihaknya tak menampik jika ada dugaan kejanggalan dari kebakaran tersebut. Hingga Jumat siang, di rumah korban masih terpasang police line.

Baca juga:  Sulsel Berharap Festival Pinisi Jadi Event Pariwisata Berskala Dunia

Diberitakan sebelumnya, pasutri lansia ditemukan warga dalam kondisi terbakar di rumahnya, di belakang pasar Karangrejo, Kamis (20/9) pagi. Berawal dari teriakan minta tolong, warga mendengar kebakaran tersebut.

Lalu, warga mengevakuasi kedua korban. Saat dievakuasi, kondisinya sudah parah. Seluruh tubuh korban terbakar. Warga sempat mendobrak pintu rumah korban ketika melakukan evakuasi.

Versi warga, pasutri tersebut sudah lama tinggal di rumah mungil yang terbakar tersebut. Selama ini, warga melihat kedua korban tidak ada masalah.

Baca juga:  Usaha Rumah Makan Siap Saji Terbakar

Beberapa bulan terakhir, istri korban menderita sakit, tak bisa beraktivitas. Sedangkan korban bekerja serabutan. Terkadang korban menarik becak, terkadang mengumpulkan barang bekas. “Kadang-kadang juga melaut,” ujar Afandi, tetangga korban. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *