DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah badai internet dan media sosial (Medsos), Bangsa Indonesia mengalami euphoria demokratisasi yang tidak sehat. Kondisi ini berdampak pada penguatan paham radikalisme dan intoleransi yang dapat menghancurkan bangsa.

“Hal itu disampaikan Bapak Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Tatang Sulaiman, saat menghadiri seminar nasional di Magelang, tadi pagi,” tegas Kapendam Letkol Kav. Jonny Harianto, Jumat (21/9).

Selain itu, lanjut Kapendam, juga disampaikan bahwa generasi muda saat sekarang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Kemajuan teknologi informasi yang bergerak secara eksponensial telah mengubah dunia menjadi semakin kecil dan tanpa batas.

Baca juga:  Selama Libur Panjang, Personel Gabungan Disiagakan di Tempat Wisata

Kondisi ini mampu menggiring generasi muda ke dalam paradoks kehidupan yang bisa menguntungkan juga menghancurkan masa depan dirinya maupun bangsanya. Wakasad mengingatkan agar generasi muda selalu terhadap perkembangan lingkungan strategis, terutama sepak terjang negara yang memiliki kekuatan besar dibidang politik, ekonomi dan Hankam seperti Amerika Serikat dan Rusia serta Cina.

Menurut mantan Pangdam IV/Diponegoro ini, di kawasan regional Asia masih banyak permasalahan yang tidak bisa dikesampingkan dan mengancam kepentingan Indonesia. Misalnya krisis Laut Cina Selatan, terorisme, radikalisme, ISIS dan berbagai kejahatan transnasional termasuk fakta pertahanan yang dibangun negara tetangga.

Baca juga:  Kodam Serahkan Puluhan Ekor Kambing dan Sapi

Kekhawatiran utama di masa depan adalah kemampuan untuk mempertahankan dan mengelola seluruh sumber daya bangsa. Saat ini perlu cermati berbagai ancaman berbasis teknologi yang seperti thread, cyber thread, inequality thread dan lain sebagainya yang dapat memicu konflik perpecahan bangsa.

Oleh karena itu generasi muda harus sadar dan paham semua permasalahan bangsa, serta terus membina diri untuk menjadi generasi yang berdaya saing global. Nantinya dapat dijadikan dasar menentukan langkah-langkah strategis dalam mengelola semua potensi kekayaan negara demikian besar.

Baca juga:  Seribu Tentara di Bali Jadi Tracer COVID-19

Untuk menghadapi tersebut, menurut Wakasad, generasi muda harus disiapkan sebagai aktor utama yang andal dalam pembangunan nasional yaitu sebagai agen perubahan sekaligus entrepreneur yang berwawasan kebangsaan yang tidak bisa hanya diperoleh dari pendidikan formal. Hal paling mendasar adalah membangun karakter untuk membentuk pribadi yang memiliki intelektualitas, nilai seni dan kreativitas, integritas serta keluhuran budi pekerti yang kuat untuk menghadapi setiap tantangan.

Wakasad berharap agar generasi muda harus selalu memelihara rasa bangga dan keinginan untuk membawa perubahan serta menumbuhkembangkannya dalam bentuk idealisme yang teguh. (kerta negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *