MANGUPURA, BALIPOST.com – Penantian panjang Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk diresmikan akhirnya terealisasi pada Sabtu (22/8) malam. Presiden Joko Widodo didampingi Megawati Soekarnoputri, sejumlah menteri dan Gubernur Bali, Wayan Koster, meresmikan patung yang terletak di Desa Ungasan, Kuta Selatan itu.
Patung setinggi 121 meter atau 271 meter dari permukaan laut (dpl) itu dibangun di atas lahan seluas 60 hektare. Pembuatan patung ini menjalani proses panjang yaitu selama 28 tahun oleh seniman sekligus desainer Nyoman Nuarta.
Proses pembuatan patung tembaga itu menggunakan teknik cor las untuk 754 modul. Satu modulnya berukuran 4×3 meter dengan berat kurang lebih 1 ton.
Pembuatan patung tersebut pernah melibatkan 1.000 pekerja yang terbagi menjadi dua, yakni 400 pekerja di Bandung dan 600 pekerja di Bali. Garuda Wisnu Kencana merupakan wujud dari Dewa Wisnu sedang mengendarai seekor Garuda. Dalam agama Hindu, Dewa Wisnu merupakan Dewa Pemelihara (Sthiti).
Pembangunan Garuda Wisnu Kencana bermula dari gagasan Nyoman Nuarta bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka, serta Menteri Pertambangan dan Energi Ida Bagus Sudjana, pada sekitar 1989. Pada awal 1990, rencana itu dipresentasikan ke Presiden Soeharto, dan disetujui.
Peletakan batu pertama pembangunan Cultural Park GWK di Bukit Ungasan Jimbaran ini dilakukan pada 1997. Pembuatan keping-keping GWK melibatkan sekitar 120 seniman.
Lokasi tempat dibangunnya Cultural Park GWK adalah bekas lahan penambangan kapur liar namun sudah tidak produktif lagi. Lahan ini pun ditinggalkan dalam keadaan yang kurang baik.
Patung GWK adalah patung tertinggi ketiga di dunia setelah The Spring Temple Buddha di China dan The Laykyun Sekkya Buddha di Myanmar. (kmb/balipost)