BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bangli di nilai belum maksimal dalam mengelola parkir di Bangli. Padahal potensi yang bisa digarap untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor itu cukup besar.
“Potensi pendapatan dari parkir luar biasa besar. Sementara ini mereka (Dishub) hanya menggarap potensi parkir di beberapa titik yakni di pasar-pasar tradisional. Padahal masih banyak titik lain yang bisa digali untuk meningkatkan pendapatan dari sektor parkir,” kata Anggota DPRD Bangli Made Sudiasa, Minggu (23/9).
Dibeberkan Sudiasa, sebagaimana hasil rapat kerja bersama OPD penghasil belum lama ini, diketahui bahwa Dishub selama ini hanya menggarap potensi parkir di empat titik, yaitu di Pasar Kidul, Pasar Kintamani, Pasar Kayuambua dan Pasar Yangapi. Target pendapatan yang dipatok dari keseluruhan titik itu hanya Rp 1 juta per hari. Sudiasa menilai target yang dipasang tersebut sangat kecil dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
Menurutnya jika OPD terkait mau serius melakukan pengelolaan, pendapatan yang bisa didapat dari empat titik parkir tersebut diyakini bisa ditingkatkan hingga 2-3 kali lipat. “Masa di Pasar (Kidul) Bangli hanya ditargetkan Rp 300 ribu per hari. Itu kan terlalu kecil. Bisa kita hitung berapa kendaraan mobil dan motor di sana. Logikanya kalau mau menargetkan pendapatan ini supaya jelas,” terangnya.
Lanjut dikatakannya, selain di empat titik pasar tersebut, potensi parkir lainnya yang menurutnya juga bisa digarap Dishub untuk menaikan PAD yakni di areal Dermaga Kedisan dan depan Museum Geopark, Kintamani. Selama ini kendaraan yang parkir di dua titik tersebut cukup ramai. Hanya saja pengelolaan parkirnya belum jelas.
Sudiasa mengaku dalam rapat tersebut pihaknya telah meminta Dishub untuk mendata ulang potensi parkir yang bisa digali sekaligus menghitung target pendapatan dari keseluruhan titik parkir yang digarap. Pihaknya juga sempat melontarkan usulan agar pengelolaan parkir dilakukan dengan cara mengerjasamakan bersama pihak ketiga.
“Ini sebenarnya pancingan kita kepada Dishub. Saya katakan bagaimana kalau dikontrakan saja kepada pihak swasta, agar pendapatan yang didapat bisa maksimal dan lebih dari itu,” terangnya.
Hanya saja, mengenai bagaimana aturan jika menerapkan system kontrak tersebut, Sudiasa mengaku belum mengetahui secara pasti regulasinya.
Hal serupa juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Bangli Komang Carles. Menurutnya masih cukup banyak potensi parkir yang belum digarap Dishub. Di areal depan Pasar Seni Geopark misalnya yang banyak dipakai tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat, harusnya bisa dikelola dengan baik untuk menaikan pendapatan. Selain di areal depan pasar Seni Geopark, potensi parkir lainnya yang juga bisa digarap Dishub menurut Carles yakni di restoran-restoran di Kintamani. Hanya saja dia mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah parkir di dua tempat itu selama ini sudah dipunguti include dengan tiket masuk ke obyek wisata Kintamani.
Selain menggarap potensi parkir lainnya, politisi asal Batur ini juga meminta Dishub untuk memaksimalkan parkir di Pasar Kintamani. Jika selama ini di Pasar Kintamani pungutan parkir hanya dilakukan tiga hari sekali setiap hari pasaran, kedepannya dia meminta agar dimaksimalkan dengan memungut parkir setiap hari.
Menyinggung minimnya kehadiran pimpinan OPD penghasil dalam rapat kerja Jumat lalu, Carles mengaku pihaknya cukup kecewa.
Menurutnya rapat kerja yang dilaksanakan Jumat lalu itu merupakan rapat penting untuk membahas pendapatan daerah tahun 2019. Dalam rapat lanjutan yang diagendakan berlangsung Senin hari ini pihaknya meminta seluruh pimpinanan OPD penghasil agar bisa hadir. “Kalau hanya diwakili staf, sing meragatang gae,” pungkasnya. (dayu rina/balipost)