BANGLI, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Rahina Purnamaning Kapat yang jatuh pada Senin (24/9) dilangsungkan puncak karya pujawali ngusaba Purnamaning Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur, Kintamani. Selain dihadiri krama Desa Pekraman setempat, karya agung yang dilakanakan setiap setahun sekali ini juga dihadiri sejumlah pemedek dari Bangli dan luar Bangli.
Puncak karya pujawali ngusaba purnamaning Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur dimulai sekitar pukul 16.00 wita. Karya ngusaba diawali dengan prosesi mapepada agung yang dilangsungkan di jaba pura. Dalam prosesi Mapepada Agung ini pralingan Ida Bhatara kamedalang dari utama mandala pura.
Selanjutnya pralingga Ida Bhatara diiringi iringan pratima, gong, sekaa baris diusung berjalan menyusuri jalan utama ke arah selatan pura, kemudian berputar kearah utara dan terakhir kembali masuk ke areal pura. Dane Jero Penyarikan menyampaikan mapepada agung ini merupakan bagian prosesi dari puncak karya Ngusaba Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur. Prosesi ini dilaksanakan sebagai wujud rasa bhakti umat terhadap sang pencipta.
Setelah dilaksanakan prosesi mapepada, prosesi dilanjutkan dengan madewa sraya. Dikatakan Dane Jero Penyarikan, prosesi madewa sraya sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Prosesi ini dilaksanakan mengacu pada lontar prasasti yang disungsung Pura Tuluk Biyu Batur. “Setelah madewa sraya, dilanjutkan dengan pujawali bakti pangusaban,” terangnya.
Dane Jero Penyarikan mengajak kepada seluruh umat Hindu sedharma untuk dapat meluangkan waktunya nangkil ke Pura Tuluk Biyu Batur selama karya berlangsung. Upacara penyineban karya ngusaba kapat di Pura Tuluk Biyu Batur akan dilaksanakan pada 1 Oktober mendatang. “Pura Tuluk Biyu Batur adalah pura khayangan Jagat. Kami mengajak semua umat untuk tangkil ngaturang bakti nunas ica mangda jagat lan sedagingnyane ngemangguhang kerahayuan,” kata Dane Jero Penyarikan.
Selain di Pura Tuluk Biyu Batur, pada rahinan purnamaning kapat kemarin juga berlangsung puncak karya ngusaba kapat di Pura Tri Kahyangan Jagat Pura Hulundanu Batur di Desa Pakraman Songan. Sekretaris Panitia Karya Jero Saba mengatakan, puncak karya dipuput empat sulinggih.
Adapun prosesi yang digelar dalam puncak karya yakni ngaturin ring pura pengangket, pura kemulan, pura ibu lan pura segara serta ngaturang Ida Bhatara Bakti Piodalan. Sesuai dudonan karya, rangkaian karya ngusaba kapat akan diakhiri dengan prosesi nuek bagia pula kerti, nganyut ke segara, mapawilangan dan maguru piduka pada Selasa (2/10). (Dayu Swasrina/balipost)