Ari Dwipayana (kiri) dan Wisnu Bawa Tenaya saat memberikan kuliah umum di IHDN Denpasar, Selasa (25/9). (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keberagaman Bangsa Indonesia, yang terdiri dari beragam ras, suku, adat, budaya dan agama merupakan potensi yang besar dalam menyukseskan pembangunan nasional. Namun, potensi ini bisa menjadi ancaman bila dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin memecah belah keutuhan bangsa ini.

Karena itu, Staf Khusus Presiden RI, Dr. Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana, S.IP, M.Si, Selasa (25/9) mengatakan perlu dibangun kembali spirit toleransi di kalangan komponen anak bangsa. Ari yang memberikan kuliah umum di IHDN Denpasar mengutarakan perkembangan media sosial (medsos) atau dunia maya sering kali dimanfaatkan untuk melakukan upaya adu domba.

Baca juga:  Ini, Imbauan PHDI Bali Terkait Nyepi Termasuk Soal Pengarakan Ogoh-ogoh

Dalam kuliah umumnya yang bertema “Memperkokoh Empat Pilar Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara sebagai Komitmen Kebangsaan,” Ari mengutarakan berdasarkan survei pada Agustus 2018, telah terjadi intoleransi di masyarakat. Kondisi ini juga dimanfaatkan sekelompok orang yang ingin mengubah ideologi dan merongrong pemerintahan yang sah.

Ari yang juga pengamat politik dan dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta ini mengatakan, diperlukan upaya bersama untuk membangun dan membangkitkan spirit toleransi antar-anak bangsa. Dikatakan, bila ini tidak bisa diwujudkan, ancaman terhadap keutuhan bangsa ini akan semakin berat.

Baca juga:  70 Petarung Ramaikan Porjar Tarung Derajat Gianyar

Bercermin dari kasus Suriah, kehancuran bangsa itu akibat adanya intoleransi serta tidak adanya alat pemersatu bangsa. “Bangsa Indonesia memiliki kelebihan, karena memiliki alat pemersatu bangsa, yakni Pancasila. Pancasila ini digali dari kepribadian bangsa Indonesia,” ujar pendiri Yayasan Uluangkep ini.

Selain Ari, hadir sebagai pembicara adalah Sekretaris Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPP) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Wisnu meminta kepada generasi muda untuk lebih memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Baca juga:  Transmisi Lokal, Seorang Anak Usia 10 Tahun Positif COVID-19

Generasi penerus bangsa ini tidak cukup hanya mengucapkan apa yang tertulis pada sila-sila Pancasila. “Ini harus diimplementasikan sehingga mampu menjadi kekuatan untuk membangun bangsa ini,” ujar mantan Pangdam IX/Udayana ini. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *