Aktivitas di Bandara Ngurah Rai, Bali. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menjelang pelaksanaan IMF-WB Annual Meeting, berbagai persiapan terus dimatangkan. Kerjasama antar stakeholder sudah berjalan dengan baik. Bahkan Standar Operasi Prosedur (SOP) sudah disiapkan.

Menurut Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali-Nusa Tenggara, Herson, sebelumnya sudah dilakukan sejumlah simulasi terkait kedatangan delegasi dan kepulangan delegasi. Alurnya sudah disimulasikan untuk menyambut sebanyak kurang lebih 17.000 delegasi.

Untuk kedatangan pesawat, yang diprioritaskan adalah para kepala Negara dan juga Perdana Menteri. Bahkan, untuk parkir pesawatnya akan disiapkan di Bali. Namun apabila memang parkir pesawat tidak bisa menampung semua, parkir untuk pesawat lainnya akan dialihkan ke bandara terdekat.

Dikatakannya, tujuh bandara alternatif sudah disiapkan. Seperti Bandara Lombok, Halim Perdana Kusuma, Juanda Surabaya, Makasar, Banyuwangi, Solo dan Balikpapan. “Ini sudah kita rapatkan. Pada prinsipnya semua kepala bandara siap menampung untuk pesawat limpahan dari Bali,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (25/9).

Menurutnya, untuk slot penerbangan, pengaturannya sudah dilakukan. Meski proses penanganan delegasi di Bali menjadi prioritas untuk ditangani, namun diharapkan tidak menggangu operasional reguler sehari-hari. “Pada saat hari H, penanganan delegasi IMF diharapkan berjalan dengan baik tanpa mengganggu operasional sehari-hari di bandara. Dalam artian untuk reguler juga tetap difasilitasi,” pungkasnya.

Baca juga:  Bertambah di Atas 8.000 Kasus COVID-19 dalam Sehari, Ini Penjelasan Satgas Nasional

Terkait dengan penanganan bencana, memang ada SOP khusus untuk mitigasinya. Ini semua sudah disiapkan, baik dengan pihak pariwisata maupun stakeholder lain termasuk pemerintah daerah. “Semua sudah siap. Untuk bencana, bukan hanya untuk Gunug Agung, namun juga terkait bencana lain. Namun mudah-mudahan bisa berjalan normal,” harapnya.

Untuk barang bawaan Delegasi, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan beacukai. Memang diakuinya sampai saat ini belum ada informasi terkait ada delegasi yang membawa barang khusus. Namun, apabila memang ada yang membawa barang khusus atau kendaraan khusus, untuk penanganan-penanganan yang berkaitan dengan keamanan negara nanti akan ditangani pihak TNI AU. “Kalau memang ada bawaan yang sifatnya terkait keamanan negara, penanganan sudah ada di TNI AU,” paparnya.

Sementara, untuk pengaturan keimigrasian juga sudah dibicarakan. Termasuk penanganan misalnya ada delegasi yang melalui terminal domestik. Nanti di terminal domestik juga akan disiapkan meja tersendiri untuk penanganan keimigrasian. “Kita tidak ingin pelaksanaan IMF ada masalah. Walaupun ada sedikit, namun kita tutupi dengan perencanaan yang matang,” ucapnya.

Baca juga:  AS Ajukan Tuntutan Pidana Terhadap Teroris Bom Bali

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Amran Aris menyampaikan, terkait keimigrasian, memang selama ini secara rutinitas sudah biasa dilakukan. Dalam penanganan keimigrasian saat IMF nanti, pihaknya akan dibantu panitia Nasional dan sistemnya sudah terkoordinasi.

Saat ini, imigrasi juga sudah mempersiapkan konter khusus bagi delegasi yang menggunakan pesawat reguler. Namun untuk kepala negara ataupun menteri-menteri yang menggunakan pesawa pribadi maupun carter, akan ditangani langsung di pesawat.

Untuk autogate keimigrasian di Bandara Ngurah Rai, saat ini kata Amran sudah siap semua. Sebanyak 16 unit autogate sudah siap digunakan. Diantaranya 6 unit dipasang di Kedatangan Internasional dan 10 unit di keberangkatan. “Sebelumnya juga sudah dilakukan uji coba. Karena barang baru, ini harus dipastikan dulu, supaya tidak ada masalah,” ujarnya.

Baca juga:  Wisatawan Ramai, Satpol PP Badung Prioritaskan Pengawasan Prokes Objek Wisata

Sementara GM Airnav, Rosedi menambahkan, di Bandara Ngurah Rai, saat ini untuk slot penerbangan pesawat bisa menampung sebanyak 30 pesawat per jam. Tapi untuk kegiatan IMF akan dilakukan pengaturan.

Namum pihaknya belum bisa memperkirakan berapa jumlah pesawat yang akan datang. Karena pihaknya masih menunggu informasi dari pihak kementerian keuangan dan juga dari Bank Indonesia. “Tapi kita sudah menyiapkan beberapa skenario,” pungkasnya.

Dalam menyambut IMF, pihak Airnav juga melakukan penambahan 10 petugas Air Traffic Controller (ATC) untuk di tower dan di radarnya. Penambahan sudah dilakukan sejak 15 Agustus, karena harus ada proses training dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk peralatan ATC memang tidak ada penambahan. Karena peralatan yang ada selama ini memang sudah berstandar internasional. Namun yang ditambah adalah dari segi back up, seperti genset, batre, radionya. Ini supaya saat terjadi gangguan tidak sampai mengganggu operasional. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *