JAKARTA, BALIPOST.com – Mewujudkan Indonesia Bebas Vilariasis (Kaki Gajah), pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan melakukan pemberian obat pencegahan massal (POPM) di semua wilayah endemis vilariasis. Ini merupakan upaya pencegahan massal secara berturut-turut kepada anak-anak mulai 2 tahun ke atas yang tinggal di wilayah endemis.

Upaya yang sudah dilakukan sejak pertengahan tahun 2002 lalu ini, efektif mengendalikan vilariasis di Indonesia. Berdasarkan data dari Kemenkes terdapat 236 dari total 514 kabupaten/kota, khususnya Indonesia bagian timur masih dikategorikan daerah endemis. Sedangkan 278 kabupaten/kota lainnya termasuk non-endemis.

Baca juga:  Lampaui HET, Polisi Amankan Penjual Obat

Direktur Pencegahan dan Pengedalian Tular vektor dan Zoonotic, Elizabeth Jane Supardi, dari 236 kabupaten/kota yang endemis, 105 diantaranya sudah melakukan POPM berturut-turut selama 5 tahun. Saat ini masih tahap evaluasi.

Sedangkan sisanya, 131 sedang melaksanakan POPM. Ia optimis pada 2020 nanti, seluruh daerah endemis sudah melakukan POPM.

“Dari 514 kabupaten/kota, 278 itu yang hijau. Tidak endemis sehingga tidak perlu minum obat. Yang 236 itu total itu minum obat. 105 sudah selesai. Karena minum obatnya itu tiap bulan Oktober tapi 5 tahun berturut-turut,” jelasnya.

Baca juga:  Dua Hari Berturut-turut Sama, Tambahan Kasus Baru Positif COVID-19 dan Sembuh di Bali

Kaki gajah adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun ditularkan cacing vilaria yang penyebarannya lewat berbagai jenis nyamuk. penyakit ini bisa mengenai siapapun, baik orang tua maupun anak-anak. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan cacat menetap. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *