SINGARAJA, BALIPOST.com – Peserta reli bahari berkunjung ke Desa Menyali, Kecamatan Sawan. Wisatawan yang merupakan yachter ini diajak mengikuti rutinitas sehari-hari masyarakat Desa Menyali yang dipusatkan dipusatkan di Ashram The Sunas Menyali, Kamis (27/9). Ada 98 yachter dari 24 negara menyaksikan beragam demonstrasi yang dilakukan masyarakat Desa Menyali.
Demonstrasi itu seperti membuat Jaja (kue) Laklak, kerajinan bokor, menganyam kelangsah, membuat sate, pepes, mengukir buah, mejejaitan, menonton pementasan Janger Menyali, serta menikmati kuliner khas Bali.
Wisatawan pun terlihat antusias menyaksikan beragam demo yang dilakukan masyarakat dan mencobanya. Seperti, belajar membuat kelangsah hingga membuat Laklak. Bahkan wisatawan rela antre agar mendapat giliran menuangkan adonan kue laklak ke dalam cetakan.
Tokoh masyarakat Desa Menyali, Gede Budasi mengatakan, kunjungan ini diharapkan bisa memperkenalkan budaya Desa Menyali kepada wisatawan. Sebab, desanya memiliki beragam seni budaya yang bisa dipentaskan dihadapan para yachter.
Untuk menyambut yachter ke Desa Menyali ini sedikitnya dilibatkan 500 orang. Mereka berasal dari seniman, ibu rumah tangga, pelajar dan budayawan. “Kami ingin merepresentasikan budaya Menyali kepada para turis. Wisatawan itu tidak lagi tertarik dengan hal-hal yang sifatnya luxury, tetapi mereka ingin menyaksikan keaslian tradisi, keahlian seniman, keramahtamahan masyarakat dan itu yang mereka cari,” katanya.
Koordinator Yachter Wilayah Bali Made Nia mengatakan, para yachter memang diproyeksikan mengikuti cooking class ke Desa Menyali. Seain itu, rombongan juga mengikuti kunjungan ke Pura Peninjoan.
Tahun-tahun sebelumnya desa yang dikunjungi para yachter, seperti Desa Sudaji dan Umejero. Tahun ini peserta reli bahari ini mengunjungi Desa Menyali. “Aktivitas para yachter di Menyali ini 100 persen gratis dan ini dukungan dari Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)