AMLAPURA, BALIPOST.com – Petugas dari Pemadam Kebakaran (Damkar), BPBD, KRPH Rendang, Daya dan Kubu, TNI, Camat Rendang, PMI melakukan pemantauan kebakaran hutan di lerang Gunung Agung dari dari Munduk Bubung, Dusun Daya, Desa Ban, Kubu, Karangasem, Jumat (28/9). Pemantauan itu dilakukan untuk mengetahui titik lokasi terjadinya kebakaran tersebut.
KRPH Rendang, I Wayan Tunas, mengungkapkan, jika kebakaran hutan terjadi pada Kamis (27/9) pukul 09.45 Wita. Dimana hutan yang terbakar tersebut merupakan hutan alam yang lokasinya berada di cukup terjal. Disamping itu akses jalan untuk dapat menuju titik kebakaran sangat sulit. Karena tidak ada jalan untuk menuju ke titik lokasi kebakaran.
Tunas mengatakan, titik kebakaran dari puncak gunung Agung sekitar 1.500 km. Dimana lahan hutan yang terbakat itu berada di hutan di atas munduk Banjar Puregae, Rendang. Sementara untuk di Kubu juga terjadi kebakaran. Namun untuk di kebakaran yang di Kubu sudah dipadamkan oleh petugas dari KRPH Kubu dibantu oleh masyarakat sekitar.
“Kami bersama instansi terkait sudah berusaha agar bisa memadamkan api. Tapi sampai saat ini kita belum bisa lakukan pemadan itu karena kita tidak bisa menjangkau lokasi kebakaran. Sehingga kita saat ini baru dapat memantau kebakaran itu dari munduk Bubung, Dusun Daya, Kubu. Semoga saja kebakaran tidak meluas. Sedangkan penyebab kebakaran kita belum ketahui. Kita masih mencari penyebab itu lewat informasi masyarakat,” katanya.
Dia menyatakan, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ini, kebakaran ini ada di satu titik. Karena Kita diperkirakan ada batang pohon kering yang terbakar. Diharapkan lahan yang terbakar tidak sampai meluas. Mengingat di musim kemarau seperti ini, lahan hutan kering yang ada di lerang Gunung memang rawan terbakar. Pasalnya, hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan ketika memasuki musim panas. “Untuk hutan wilayah Rendang sempat terbakar pada 2015 lalu dan sekarang ini. Sementara di wilayah Kubu paling sering terjadi kebakaran,” tegas Tunas.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, Kamis (27/9) menjelaskan, jika asap masih terlihat di lerang Gunung Agung. Hanya saja, kepulan asap tidak sebesar kemarin (Kamis red). “Asap sudah mengecil. Mudah-mudahan cuaca mendung supaya apinya bisa segera mati,”harapnya. (eka prananda/balipost)