BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikananan (PKP) Kabupaten Bangli berencana kembali melakukan pengadaan induk ikan di tahun 2019 mendatang. Hal itu dilakukan untuk mengganti banyaknya benih ikan di Balai Benih Ikan (BBI) Sidembunut yang mati akibat dampak terganggunya pasokan air, beberapa bulan lalu.
Kabid Perikanan Dinas PKP Kabupaten Bangli Nyoman Widiana seizin Kadis PKP Wayan Sukartana saat dikonfirmasi Jumat (28/9) mengatakan, sebagaimana yang sempat disampaikannya dalam rapat kerja di DPRD Bangli beberapa waktu lalu, pihaknya merencanakan akan melakukan pengadaan 5 paket induk ikan pada tahun depan. Induk ikan yang rencanannya akan di beli di wilayah Jawa Timur tersebut nantinya akan dikembangkan di BBI Sidembunut. Untuk pengadaan 5 paket bibit ikan tersebut, anggaran yang harus disiapkan Dinas PKP sekitar Rp 150 juta.
Widiana mengatakan, terakhir kali, Dinas PKP Bangli melakukan pengadaan benih ikan sebanyak 20 paket sekitar 2017 lalu. Namun dari jumlah itu sebanyak 4 paket diantaranya mati akibat terganggunya pasokan air ke BBI beberapa bulan lalu. “Pengadaan bibit ikan sebanyak 5 paket ini untuk mengganti ikan yang mati. Pengadaan ikan sudah masuk dalam rancangan,” ujarnya.
Dikatakannya saat ini pasokan air di BBI Sidembunut sudah normal kembali. Sehingga pengembangan ikan di BBI bisa dilakukan seperti semula.
Selain merencanakan pengadaan bibit ikan, Widiana mengatakan pihaknya juga merencanakan untuk melakukan perbaikan 17 unit kolam yang rusak di tiga BBI di Bangli. 17 kolam tersebut sudah rusak sejak tiga tahun lalu. Beberapa unit diantaranya ada yang rusak disebabkan karena dampak terganggunya pasokan air. “Karena tidak ada air, kolamnya menjadi kering dan retak-retak,” ungkapnya.
Untuk memperbaiki kerusakan 17 unit kolam tersebut, anggaran yang dibutuhkan diakuinya tidak sedikit. Per satu unitnya, perbaikan kolam membutuhkan anggaran sekitar Rp 50 juta. Jika anggaran tersedia, maka perbaikan direncanakan bisa terlaksana tahun depan. “Total jumlah kolam yang kita miliki ada 83 unit. 17 diantaranya kini kondisinya rusak dan sama sekali tidak bisa dipakai,” jelasnya. (dayu rina/balipost)