JAKARTA, BALIPOST.com – Pascagempabumi berskala 7,4 SR yang pusatnya di kedalaman 10 km pada 27 km timur laut Donggala, Sulawesi Utara, Jumat (28/9), korban tewas mencapai puluhan orang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan 48 orang meninggal dunia akibat peristiwa yang terjadi pukul 17.02 WIB itu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (29/9), dikutip dari Kantor Berita Antara mengutarakan jumlah korban meninggal ada 48 orang. “Sampai pukul 10.00 WIB tercatat 48 meninggal dunia, diperkirakan angkanya akan bertambah karena ini laporan baru dari Kota Palu saja. Sebanyak 356 luka-luka dan ribuan rumah dan bangunan rusak di Kota Palu,” katanya.
Ia mengatakan korban jiwa dikarenakan gempa. “Ada korban jiwa akibat tsunami namun belum dapat diketahui jumlahnya karena laporan dari lokasi terkendala telekomunikasi yang belum normal,” ungkapnya.
Seluruh korban jiwa dan yang mengalami luka-luka yang sudah terdata oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ini, menurut dia, sudah berada di rumah sakit. Pendataan kerusakan juga sedang dilakukan di lapangan.
Disampaikan baik rumah, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, bandara, jembatan banyak mengalami kerusakan bahkan ambruk. “Diduga ratusan orang belum dapat dievakuasi, ada pula hotel 80 kamar yang juga belum diketahui jumlah penghuni yang dievakuasi. Diduga ada ratusan yang belum diketahui nasibnya yang sedang melakukan gladi resik di arena festival perayaan HUT Kota Palu,” ujarnya.
Bahkan, menurut Sutopo, Jembatan Kuning yang menjadi ikon di Kota Palu juga ambruk. Sejumlah ruas jalan Trans Sulawesi menuju Kota Palu dan Donggala ada yang longsor dan rusak karena gempa.
Saat ini pencarian dan evakuasi korban masih dilakukan selain juga upaya bersama Kementerian/Lembaga dan instansi terkait untuk menormalkan kembali aliran listrik, telekomunikasi dan akses jalan untuk memudahkan bantuan masuk ke Kota Palu dan Donggala. (kmb/balipost)