BANGLI, BALIPOST.com – Permukaan air Danau Batur di Kintamani yang selama ini meluap hingga merendam lahan pertanian dan sejumlah rumah penduduk di Desa Terunyan kini sudah mulai surut. Surutnya air danau sudah mulai terjadi sejak tiga bulan terakhir.

Berdasarkan pantauan Sabtu (29/9), surutnya air Danau Batur terlihat dari sudah tidak lagi terendamnya jalan aspal di Dusun Cemara Landung, Terunyan. Demikian juga jalan paving di pinggiran danau di desa setempat yang sebelumnya terendam hingga lebih dari satu meter, kini sudah mulai terlihat.

Baca juga:  Penumpang KMP Jatuh dari Kapal di Selat Bali

Beberapa rumah warga yang dulunya sempat tergenangi air danau, kini sudah kering dan warga bisa beraktifitas dengan normal kembali.

Salah seorang warga setempat Surni mengatakan, air Danau Batur sudah mulai surut sejak tiga bulan terakhir. Surutnya air danau, menurutnya disebabkan karena cuaca yang sudah mulai memasuki kemarau. “Surutnya sekitar satu meter lebih,” ungkapnya.

Saat air danau Batur meluap dan merendam rumahnya selama beberapa bulan, Surni mengaku dirinya dan beberapa anggota keluarganya terpaksa tetap menempati rumahnya. Hal itu lantaran dirinya tidak punya tempat lain untuk mengungsi. “Dulu waktu air meluap, saya buat tanggul dan pasang bambu di dalam rumah, biar bisa beraktivitas,” ujarnya.

Baca juga:  Jelang Pemungutan Suara, Danrem Ingatkan Ini

Suarni berharap air danau Batur tak lagi meluap dan merendam rumahnya. Namun demikian, dari pengalaman selama ini, air danau Batur biasanya akan kembali meluap saat musim hujan. “Kalau hujannya lama, biasanya air danau naik lagi. Biasanya mulai hujan saat sasih kelima,” imbuhnya.

Selain di Desa Terunyan, surutnya air danau juga tampak dari tidak terendamnya lagi jalan aspal yang ada di Desa Buahan. Lahan pertanian di pinggiran danau yang beberapa bulan lalu terendam, kini sudah bisa digarap kembali oleh warga.

Baca juga:  Penanganan Banjir Bandang di Songan Tak Cukup Cara Niskala

Salah seorang warga Buahan Made Antara mengatakan surutnya air danau sudah terjadi sekitar dua bulanan lalu. “Surutnya sekitar satu meteran,” katanya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *