DENPASAR, BALIPOST.com – Penyakit jantung kini menyerang orang dengan usia semakin muda. Pada tahun 2008 angka kematian yang diakibatkan penyakit jantung sebesar 17,3 juta dan lebih dari 3 juta kematian terjadi pada usia kurang dari 60 tahun.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Cabang Bali dr. I Made Junior Rina Artha, Sp.JP (K), FIHA, membeberkan, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, jumlah penyakit jantung koroner 883.447 dan data gagal jantung 229.696. Data ISTEMI di RSUP Sanglah menunjukkan tahun 2017 penderita yang masuk karena serangan jantung 587 pasien, 45,5 persennya membutuhkan pemberian obat fibrinolitik (penghancur bekuan darah) atau pemasangan ring secepatnya untuk menyelamatkan pasien.

Baca juga:  Bupati Suwirta Minta Pemeliharaan Taman Dioptimalkan

Sedangkan tahun 2018 hingga Agustus ini jumlah pasien masuk UGD karena serangan jantung mencapai 477 pasien. Peningkatan angka insiden serangan jantung di usia muda dikaitkan dengan risiko merokok, aktivitas fisik kurang dan pola makan yang tidak sehat.

Sampai saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi. Pembunuh nomor satu pada kondisi penyakit tidak menular dan diprediksi akan terjadi hingga tahun 2030.

Sebelumnya, penyakit jantung menyerang usia 50 tahun ke atas. Dengan adanya perubahan usia penyakit jantung, teknologi penanganan penyakit jantung juga semakin maju. “Kini pemasangan stent atau ring jantung semakin rutin, tapi dengan kualitas stent dan teknik pemasangan yang lebih baik,” tandasnya.

Baca juga:  Sabtu Ini Pasar Galiran Akan Kembali Dibuka 24 Jam

Teknologi lainnya seperti tindakan electrophysiologi dan pemasangan alat atau pacemaker saat ini mulai berkembang di Indonesia. Dengan alat ini, hasilnya cukup menjanjikan pada pasien aritmia.

Pemeriksaan penunjang lainnya diakui juga sudah lebih mudah untuk ditemui. Seperti pemeriksaan echocardiography, Holter, treadmill dan CT Angio yang akan memudahkan dalam penegakan diagnosis kelainan penyakit jantung.

Lanjutnya, penyakit jantung ada yang bersifaat bawaan dan ada yang bersifat dapatan. Penyakit jantung bawaan yaitu kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa saat lahir. Penyakit jantung yang didapat (dapatan) adalah penyakit jantung yang didapat dari pola hidup tidak sehat atau penyebab sekunder (infeksi, trauma). Seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, aritmia, penyakit jantung rematik, gagal jantung.

Baca juga:  Bagaimana Cara Sukses Bikin Bisnis Makanan Sehat dan Organik? Ini Tipsnya

Faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung (dimodifikasi) yaitu adanya penyakit diabetes mellitus (DM), displidemia, kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat dan stres. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, dan obesitas.

Mengingat besarnya pengaruh gaya hidup terhadap penyebab penyakit jantung, ia menganjurkan masyarakat untuk mencegah penyakit jantung. Dengan cara memilih makanan yang tinggi serat, rendah lemak, rendah gula.

Berolahraga dan beraktifitas fisik secara rutin 3-5 kali seminggu, dengan waktu minimal 30 menit dengan intensitas sedang-tinggi. Serta hindari stress psikologis. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *