GIANYAR, BALIPOST.com – Tingginya kunjungan wisata di kawasan Ubud, dengan cepat menarik para gelandangan dan pengemis (gepeng) asal Munti Karangasem. Keberadaan mereka pun cukup meresahkan, apalagi asi meminta-minta itu beberapa kail dilakukan secara paksa terhadapa wisatawan. Melihat maraknya gepeng berkeliaran di kampung turis itu, Satpol PP Gianyar pun melakukan penangkapan pada Sabtu malam hingga Minggu (30/9).
Kepala Satpol PP Gianyar, Cokorda Agusnawa menyatakan pengemis yang terdiri dari ibu-ibu, mengajak bayi dan anak-anak beraksi di seputaran Jalan Raya Ubud. Mereka kerap menganggu para turis yang beriwisata, dengan cara meminta uang. “ Ada turis yang lagi makan dan minum ini diganggu, dikejar kemudian dimintai uang oleh para gepeng ini,” ujar Cokorda Agusnawa.
Selain menyasar turis di rumah makan, para pengemis juga mangkal di beberapa ruas trotoar Ubud. Ketika ada turis yang melintas, mereka langsung meminta uang. Kondisi ini pun merusak pariwisata Ubud, terlebih saat ini kampung turis itu sedang bersiap menyambut kunjungan dari delegasi IMF-WB.
Cokorda Gde Agusnawa yang menerima informasi ini langsung menerjunkan petugas, untuk memburu para gepeng yang berkeliaran di Ubud. Tahayal, dalam penangkapan itu aksi kejar-kejaran sempat terjadi. “Mereka sempat berontak, tidak mau ditangkap,” ujarnya.
Namun dengan upaya keras, akhirnya upaya Satpol PP menangkap pengemis itu membuahkan hasil. Belasan pengemis berhasil dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam mobil Satpol PP. Tercatat ada 4 ibu-ibu dan 8 orang anak diamankan. Mereka langsung dibawa ke kantor Satpol PP. “ Mereka termasuk wajah baru-baru ini,” ujarnya.
Usai ditangkap para gepeng ini pun harus menetap sejenak di Kantor Satpol PP yang berlokasi di Jalan Manik itu. Selanjutnya, Minggu siang kemarin para pengemis itu dibawa ke Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gianyar. “Siang ini (kemarin, red) sudah langsung dipulangkan ke tempat asalnya di Munti, Karangasem,” tukasnnya.
Kedatangan para pengemis menyasar Ubud ini tidak sekali terjadi. Berulang kali mereka datang dan pergi. Usai diberantas, pengemis kembali tiba dengan rombongan baru. Ada pula yang wajah lama atau yang sudah sempat terciduk datang lagi. (manik astajaya/balipost)