TABANAN, BALIPOST.com – Tidak semua produk ekspor memetik manis dari kenaikan harga dollar terhadap rupiah. Seperti kerajinan besi di Tabanan. Meski banyak warga asing yang membeli barang langsung ke pengrajin, tetapi harga jualnya tetap dan tidak mengikuti kenaikan harga dollar.
Salah satu pengrajin besi asal Banjar Anyar Kediri, Wayan Surata, Senin (1/10) mengatakan, harga yang ia berikan kepada pembeli terutama warga asing masih sama meski dollar sedang naik terhadap rupiah. Menurut Surata harga untuk kerajinannya berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu per item. “Kami pengrajin yang menetapkan harga. Sampai sekarang harganya sama tidak ada kenaikan meski dollar naik,” ujarnya.
Surata yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam membuat kerajinan besi ini mengatakan produknya yang berupa hiasan dinding maupun hiasan meja banyak diminati warga Jerman. Sistem jual kerajinan yang dihasilkannya ini tidak melalui pihak ke tiga, tetapi langsung kepada pembelinya. “Kebanyakan datang langsung dan pembelinya dari Jerman. Mereka memesan banyak sekaligus untuk dibawa ke Jerman dan dijual kembali,” ujar Surata.
Mengenai hasil kerajinan besinya lanjut Surata disesuaikan dengan permintaan pembeli. Dalam mengerjakan kerajinan ini, ia dibantu oleh 10 orang tenaga kerja yang sudah ahli membuat kerajinan dari besi. Rata-rata pengerjaan satu item kerajinan bisa memakan waktu beberapa jam dan ada juga yang sampai lebih dari satu hari tergantung ukuran dan kerumitan kerajinannya.
Dalam menjalankan usaha kerajinan besi ini kata Surata tantangannya masih kurangnya SDM yang ahli dalam membuat kerajinan besi serta semakin terbatasnya bahan baku. “Untuk memenuhi bahan baku semakin terbatas. SDMnya juga masih kurang,” ujar Surata. (wira sanjiwani/balipost)