Gempa dan bencana kini berpotensi terjadi di mana-mana dan kapan saja. Gerakan tanggap darurat tampaknya perlu menjadi budaya nasional. Mudah-mudahan gerakan tanggap bencana ini bisa menjadi bagian pendidikan nasional dan menjadi kurikulum.

Ini penting dilakukan agar kesadaran terhadap ancaman bencana terbangun. Hal lainnya adalah mengingatkan masyarakat agar membangun dengan pendekatan konstruksi yang benar.

Orang–orang teknik hendaknya dilibatkan dalam hal ini untuk menekan risiko kerusakan rumah jika terjadi gempa. Tak hanya itu, ruang publik untuk penampungan juga tampaknya harus disiapkan pemerintah.

Baca juga:  Gunung Agung Masuk Fase Kritis, 57.418 Jiwa Mengungsi

Ni Putu Sulandri

Gianyar, Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *