JAKARTA, BALIPOST.com – Nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh level psikologis baru Rp 15.001 per dolar AS pada perdagangan Selasa, pukul 10.59 WIB. Menurut data perdagangan Reuters dilansir di Jakarta, Selasa, rupiah terus menunjukkan pelemahan sejak pembukaan perdagangan pada Selasa pagi.
Sepanjang Selasa pagi hingga Siang pukul 11.30 WIB, Rupiah menurut berita yang dikutip dari Kantor Berita Antara, diperdagangkan di titik terkuatnya pada Rp 14.910 per dolar AS dan titik terlemahnya di Rp 15.001 per dolar AS. Memantau Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diumumkan Bank Indonesia (BI), Selasa, kurs rupiah menyentuh posisi Rp 14.988 per dolar AS melemah 83 poin dari posisi Rp 14.905 pada Senin (1/10).
Nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 15.000 merupakan level terlemah dalam beberapa tahun terakhir. Bank Indonesia sudah melancarkan berbagai amunisi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate sudah dinaikkan lima kali atau sebesar 1,5 persen menjadi 5,75 persen sejak Mei 2018.
Kenaikan suku bunga acuan dilakukan untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dan meningkatkan imbal hasil instrumen keuangan domestik sehingga bisa mengundang portofolio asing. Bank Sentral juga melancarkan intervensi ganda dengan mengoptimalkan cadangan devisa hingga menurunkan premi barter valas (swap) dan barter untuk lindung nilai (swap hedging).
Pada perkembangan terbarunya, BI juga mencoba menerapkan transaksi valuta asing (valas) berjangka domestik atau Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Transaksi DNDF adalah transaksi derivatif valuta asing (valas) terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward (berjangka) dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik. (kmb/balipost)