Warga korban gempa dan tsunami memadati Bandara Mutiara Sis Al Jufri untuk mengungsi ke provinsi lain di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (BP/ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Team teknik AirNav Indonesia yang diturunkan ke Palu dalam dua hari telah berhasil memulihkan fasilitas navigasi (DVOR/DME) dan selanjutnya dilakukan ground test dengan mendatangkan alat uji PIR (portable ILS/DVOR receiver) dari Balikpapan dengan hasil akurat sesuai standard. Demikian diungkapkan Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait di Jakarta, Selasa (2/10).

Menurut Yohanes, Tim Teknik juga menaikkan jangkauan (coverage) alat komunikasi ground to air (VHF) sampai di atas 40 NM dan memulihkan jaringan komunikasi untuk koordinasi antara Palu dan MATSC (AirNav Cabang Makassar). Dengan hasil kerja tersebut, jelas Yohanes, peralatan navigasi kembali beroperasi normal.

Baca juga:  Hilangkan Ketergantungan Luar Penuhi Kebutuhan Dasar di Bali, Gubernur Tegaskan Tak Akan Kompromi

Selain itu, lampu di runway juga telah menyala, sehingga layanan navigasi penerbangan di Palu kembali menjadi IFR (Instrumen Flight Rules) dan bandara dapat dioperasikan hingga malam hari. AirNav Indonesia menerbitkan NOTAM no H0913/18 mengenai jam operasional Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu dengan rincian untuk penerbangan komersial adalah dari jam 06.00 WITA – 22.00 WITA. Sedangkan untuk penerbangan emergency, SAR dan kemanusiaan Bandara dibuka 24 jam.

Seluruh peralatan ini, menurut Yohanes, kelistrikannya didukung oleh genset. Karenanya, AirNav sangat membutuhkan kepastian pasokan bahan bakar untuk dapat terus melayani Bandara Mutiara Palu selama 24 jam.

Baca juga:  Pemerintah Fokus Evakuasi Korban dan Pulihkan Infrastruktur

Yohanes mengaku menerima kabar kondisi aktual di bandara Palu langsung dari GM Airnav Makassar, Novy Pantaryanto yang langsung memimpin posko tanggap darurat AirNav Indonesia Palu. “Beliau melaporkan secara umum pelayanan navigasi berjalan dengan baik,” paparnya.

Kapasitas bandara Palu ditetapkan sebanyak 9 slot penerbangan/jam dan dikelola langsung oleh unit ATFM (Air Traffic Flow Management) dan crisis center AirNav Makassar yang bekerja 24 jam. Pada kondisi tanggap darurat ini ada kesepakatan 4 slot di peruntukan untuk penerbangan militer, 4 untuk penerbangan sipil dan 1 safety margin.

Baca juga:  Ini, Alasan AirNav Tutup Operasional Bandara Ngurah Rai

Selain slot di atas, AirNav juga mengelola slot untuk penerbangan helicopter yang di parkir di areal rumput depan tower sebanyak 8 pesawat. Pengaturan parkir pesawat sangat lancar dikarenakan Koordinasi sangat baik terutama didukung tim AMC UPBU Bandara dan perbantuan dari AP1 Bandara Hasanuddin. Selain itu, terdapat pembatasan akses untuk mengamankan wilayah airside dari pengungsi dan orang-orang yang tidak berkepentingan. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *