AMLAPURA, BALIPOST.com – Pasca terjadinya bencana gempa Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu yang mengakibatkan banyaknya kerusakan infrastruktur di Kabupaten Karangasem, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan pengecekan kerentanan tanah wilayah yang terdampak yang banyak infrastruktur mengalami kerusakan berat akibat bencana tersebut. Pengecekan itu dilakukan, untuk mengetahui kerentanan tanah di wilayah terdampak.
Kabid Mitigasi Gempa dan Tsunami PVMBG, Sri Hidayati, Rabu (3/10) mengungkapkan, pasca terjadinya gempa Lombok beberapa waktu lalu, Kabupaten Karangasem menjadi salah satu kabupaten/kota yang terkena dampak akibat bencana tersebut. Karena banyak sekali infrastruktur milik masyarakat yang hancur akibat terjangan gempa berkakuaran 7.0 SR tersebut. Atas kondisi itu, pihaknya melakukan pengecekan terhadap tanah di wilayah terdampak seperti apa kondisi tekstur tanah.
Hidsyati menambahkan, sebelum melakukan pengecekan itu, pihaknya lebih dulu melakukan koordinasi dengan BPBD Karangasem. Dan pihaknya menanyakan bagaimana guncangan gempa yang terjadi saat gempa itu. Termasuk menanyakan terkait kerusakan-kerusskan yang terjadi akibat bencana itu. Sehingga pihaknya memiliki bayangan dari keruskan yang terjadi.
“Kita ingin mengecek bagaimana kerentanan tanah di Karangasem khususnya di wilayah yang keruskana infrastruktunya paling tinggi. Kenapa bisa terjadi keruskaan istu bisa terjadi akibat guncangan itu. Dan saat ini kita baru akan melalukan pengecekan itu. Sehingga kita belum tahu bagaimana hasilnya kerentanan tanah di sini,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dengan dilakukannya pengecekan kerentanan tanah memakai mikro tremor, pihaknya nantinya dapat mengetahui apakah tanah di Karangasem ini penguatan aplifikasi saat ada gempa bumi atau penguatan gelombang seismik. Artinya, dengan jarak yang sama adanya kerusakan dan ada yang tidak. Dan yang mengalami kerusakan inilah yang akan dilakukan pengecekan kenapa bisa ada kerusakan seperti itu.
“Pengecekan kerentatan tanah ini akan kita fokuskan di dua kecamatan saja yakni Karangsem dan Kubu. Karena di dua kecamatan ini dampaknya cukup besar. Karena banyak infrastruktur yang rusak berat. Sedsngkan di kecamatan lainnya kerusakannya tidak seperti dua kecamatan ini,”jelas Hidayanti. (eka prananda/balipost)