GIANYAR, BALIPOST.com – Bencana tsunami yang mengiringi gempa di atas 7,0 SR patut diwaspadai semua pihak. Meski demikian keberadaan alat pendeteksi masih minim di Bali, sebeb hanya di miliki Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Sementara Pemerintah Kabupaten Gianyar masih berupaya mengajukan permohonan pengadaan alat tersebut ke pusat.
Kepala BPBD Giannyar AA Gde Oka Digjaya Kamis (4/10) mengatakan, sampai saat ini di sepanang pantai Kabupaten Gianyar memang belum memiliki alat pendeteksi tsunami. “Di Gianyar belum ada, yang terdekat hanya ada di Pantai Sanur, “ katanya.
Dikatakan bunyi sirina dari alat yang terpasang di Pantai Sanur pernah di uji cobakan, dan bisa terdengar hingga di Pantai Lembeng, Kabupaten Gianyar. Juga bisa terdengar hingga Pantai Purnama, namun itu tergantung pada angina dan suara ombak. “Pantai Lembeng itu terdengar kalau terdekteksi tsunami,“ ucapnya.
Diakui pengadaan alat pendeteksi tsunami ini penting untuk menginformasikan warga secara cepat. Pihaknya pun sudah beberapa kali menyampaikan kondisi tersebut ke pusat, namun hingga kini belum ada jawaban. “Dulu saat pemerintahan Bupati Bharata pernah disampaikan juga lewat telkonfrens, terkait permohonan alat ini, saat itu jawaban pusat akan segera direailsasikan alat pendeteksi tsunami di wilayah Bali secara keseluruhan,“ katanya.
Namun hingga kini belum ada tindak lanjut terkait pengadaan alat tersebut. Kepala BPBD Gianyar pun kini hanya bergera dengan mengandalkan info dari BMKG, bila gempa diatas 7,0 SR maka masyarkat pesisir diintruksikan untuk bersiap mengsi ke sejumlah titik yang sudah ditentukan. “ Ini seperti gempa Lombok kemarin yang terasa hingga di Gianyar, Masyarakat pesisir langsung mengsungsi ke tempat aman yang suda ditentukan, guna mengantisipasi bencana tsunami, “ katanya. (manik astajaya/balipost)