DENPASAR, BALIPOST.com – Kelancaran arus lalu lintas selama perhelatan IMF-World Bank (WB) menjadi atensi khusus Polda Bali. Oleh karena itu, selain menerapkan sistem ganjil-genap untuk mobil di kawasan Nusa Dua, hasil kesepakatan kepolisian, Pemprov Bali, DPRD dan Pemkab Badung, sekolah-sekolah yang ada di kawasaan Nusa Dua, diliburkan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk dimaklumi. Kami akan melakukan sistem ganjil-genap untuk daerah tertentu dan jam tertentu. Kami juga bekerja sama dengan pemda dan gubernur, DPRD bekerja sama Bupati Badung, sekolah yang dekat dengan lokasi kegiatan itu akan diliburkan. Semua sudah setuju,” kata Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, usai apel gelar pasukan pengamanan IMF-WB di Lapangab Puputan Margarana, Renon, Denpasar, Kamis (4/10).
Di samping itu, pihaknya akan melakukan kegiatan diskresi berkaitan dengan bagaimana mengatur Jalan Tol. Ia berharap agar masyarakat Bali menjadi tuan rumah baik untuk even ini. “Kepolisian mulai hari ini masuk ke obyek-obyek pengamanan. Sampai dengan hari ini sekitar 27 ribu lebih (delegasi) yang registrasi,” tegasnya.
Kapolda juga menyampaikan bahwa Polda Bali baru pertama kali mendapat BKO dari 10 polda. Tidak hanya seperti biasa dari Jawa Timur dan NTB, sekarang ada dari polda wilayahnya jauh misalnya dari Kalimantan. Dijelaskannya, akan ada 378 VIP yang akan diamamkan dari 192 negara.
Pihaknya tetap menyiapkan personel standby, seandainya ada VIP lainnya seperti mantan presiden dan lainnya yang datang. “Untuk VVIP ada beberapa negara walaunpun mereka adalah kepala negara, tapi yang bersangkutan juga sebagai Menteri Keuangan masuk dalam pengamanan VVIP,” ungkapnya.
Yang menarik untuk pengamanan VIP, kata Golose, pihaknya menyiapkan pengawal dari Polwan. Ia ingin menyampaikan kepada dunia walaupun berturut-turut ada musibah mulai erupsi Gunung Agung, gempa bumi di Lombok dan gempa disertai tsunami di Palu dan Donggala, tapi dengan kepimpinan Presiden Joko Widodo, bisa memanage kegiatan ini sehingga tetap dilaksanakan seperti layaknya yang sudah disiapkan. “Indonesia adalah negara besar, kita sanggup melaksakan even dunia yang besar ini. Perlu ratusan tahun lagi untuk bisa melaksnaakan even ini,” ungkap mantan petinggi BNPT ini. (kerta negara/balipost)