PALU, BALIPOST.com – Seorang warga Korea, Lee Dong Jin berhasil dievakuasi dari reruntuhan Hotel Roa Roa Palu, Kamis (4/10). Jenazah korban yang merupakan atlet paralayang dikremasi di Pura Prajapati Kota Palu, Jumat (5/10) siang dihadiri kedua orang tua dan saudara korban.
Dipuput Jero Mangku Wayan Wirya. Dihadiri juga ketua krama.
Ibu korban, Kwon Sun Hei mengaku sebenarnya ingin membawa jenazah korban pulang ke negaranya untuk dikremasi dengan layak. Namun, kondisi tidak memungkinkan sehingga ia memilih melakukan kremasi di lokasi terdekat. “Kondisi palu juga belum normal, sehingga kemungkinan sulit bagi kami untuk bisa terbang langsung membawa jenazah ke Korea. Kalau harus menunggu beberapa hari, kami khawatirkan kondisi jenazah makin membusuk. Makanya tidak ada jalan lain kecuali dikremasi di sini,” ujar melalui penerjemah yang merupakan perwakilan Kedubes Korea.
Setelah dikremasi, abu jenazah korban akan diterbangkan ke Bali untuk digelar acara memorian disamakan sebelum lanjut dibawa di Korea. Acara memorian di Bali rencana dihadiri Konjen Korea, asosiasi masyarakat Korea di Bali, perwakilan asosiasi olahraga Korea dan rekan-rekannya rekan korban sesama atlet paralayang.
Menurut Kwon, korban merupakan penggemar olahraga paralayang. Korban berusia 37 tahun sudah menekuni olahraga ini sejak duduk di bangku kelas 2 SMP. Oleh karenanya, ia berupaya memperkenalkan olahraga paralayang di negaranya (Korea) dan di Bali atau di Indonesia pada umumnya.
Ditambahkan Kwon, selain sangat mencintai negaranya terbukti kemanapun pergi, korban selalu membawa atribut berbendera Korea, juga sangat mencintai Bali dan Indonesia pada umumnya. “Bali, Indonesia adalah rumah kedua almarhum. Ia sangat mencintai paralayang, mencintai Bali, Indonesia. Makanya selalu berupaya memperkenalkan paralayang di Korea, Bali, Indonesia,” katanya.
Almarhum merupakan satu satunya anak Kwon. Sejak 2007, almarhum berkali-kali datang ke Indonesia, Bali. Sejak 2009 sampai sekarang bahkan menetap di Bali. Hanya sekali dua kali pulang ke Korea.
Kwon tampak terpukul atas kejadian ini. Namun berupaya tegar dan dengan sabar menunggu proses evakuasi di Hotel Roa Roa sejak Sabtu (29/9). Hanya kerabat perempuan korban tampak tidak bisa menghentikan tangisannya selama proses kremasi berlangsung. (Bali Putra/balipost)