DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan melepas pawai budaya Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, Badung, 12 Oktober mendatang. Pelepasan oleh presiden ditandai dengan membunyikan okokan.

Untuk lebih mematangkan pawai, acara gladi digelar di depan Kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Jumat (5/10). “Hasil gladi tadi bagus sekali. Kita setting untuk demo di depan panggung utama itu diusahakan bisa setengah jam. Mungkin lebih sedikit sehingga nanti sampai dengan di finish bisa 1 sampai 1,5 jam,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Bali, Dewa Putu Beratha.

Baca juga:  Diterjang Puting Beliung, Balai "Saka Enem" di Bongkasa Ambruk

Dikatakan, pawai dengan tema “The Life and Economy of Bali” ini dimulai pukul 15.00 wita dari depan Sogo Department Store menuju Peninsula Island, Kompleks ITDC. Pukul 19.00 wita, kontingen pawai harus sudah bertolak ke Denpasar untuk menghindari rombongan delegasi yang kembali dari dinner di Garuda Wisnu Kencana.

Mengingat, ada 1500 lebih seniman yang dilibatkan dengan lebih dari 40 bus. “Jadi ada 1500 lebih seniman, 5 mobil hias, ogoh-ogoh Dewi Sri, bade, lembu, dan nagabanda. Yang menarik nanti akan ada joged bumbung massal sekitar 50an penari,” jelasnya.

Baca juga:  Komisi III DPRD Bali Datangi Kemenhub, Tanyakan Pembatalan Bandara di Kubutambahan

Penonton pawai, lanjut Beratha, diharapkan adalah sebagian delegasi yang tidak ikut ke GWK. Disamping dapat disaksikan pula oleh masyarakat umum di sekitar Benoa.

Peserta pawai akan terbagi dalam 7 kontingen untuk merepresentasikan tema yang bertutur tentang ritual siklus hidup manusia Bali mulai dari kelahiran hingga kematian.

“Tema ini memiliki makna bahwa ritual tentang siklus hidup orang Bali dapat menyebabkan terjadinya perputaran ekonomi yang dinamis dan harmonis, sehingga upacara ini wajib dilestarikan,” jelasnya.

Susunan prosesi pawai budaya, dimulai dengan ritual pecaruan yang akan ditampilkan ISI Denpasar. Kemudian, ritual dewa yadnya dari Sanggar Paripurna, Gianyar berupa upacara persembahan terhadap Dewi Sri Sedana sebagai dewi kemakmuran. Lalu, ritual kelahiran yang nanti dibawakan Sanggar Penggak Men Mersi, Denpasar.

Baca juga:  Kapolda Bantah Informasi Teroris akan Beraksi di Bali

Selanjutnya berturut-turut tampil ritual raja sewala atau upacara menek kelih dari Sanggar Seni Pancer Langiit, Badung, ritual potong gigi dari SMK 3 Sukawati, Gianyar, ritual perkawinan oleh Sanggar Gumi Art, Denpasar, dan ritual kematian yang menampilkan prosesi upacara ngaben tradisi Puri oleh Sanggar Gases, Denpasar. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *