AMLAPURA, BALIPOST.com – Jalur Karangasem-Klungkung melalui Kecamatan Sidemen, menjadi jalur utama truk pengangkut pasir galian C dari Kecamatan Selat. Jalur tersebut juga kerap dimanfaatkan sebagai rest area, memanfaatkan badan jalan.
Situasi yang menimbulkan kemacetan ini kerap menjadi keluhan pengguna jalan, baik kendaraan roda empat maupun roda dua. Titik kemacetan biasanya terjadi pada ruas jalan Talibeng, Sidemen.
Ini karena truk galian C yang lewat di tanjakan curam tersebut harus jalan satu per satu. Parahnya lagi di utara sebelum turunan di Talibeng, truk-truk galian C kerap parkir untuk makan dan mendinginkan ban di sana. Kondisi ini membuat jalur tersebut tambah macet. Karena separuh badan jalan di pergunakan untuk parkir truk seperti rest area.
Salah satu warga, Putu Yasa, Senin (8/10), mengatakan dia kerap melalui jalan ini untuk menghindari macet serupa pada jalur Sang Hyang Ambu. Tetapi, pada jalur ini kemacetan parah juga kerap terjadi. “Niatnya hindari macet, tetapi jalur itu kerap macet juga. Penyebabnya juga sama, truk galian C,” katanya.
Yasa menambahkan, selain karena parkir berjejer beriringan, penyebab kemacetan lainnya, truk-truk galian C ini juga beriringan terlalu panjang saat melintas di tengah jalan. Sehingga sulit bagi kendaraan lain untuk mendahuluinya.
Setiap truk tidak memberikan jarak kendaraan lain untuk menyalip. Sementara, truk dengan muatan berat tersebut berjalan perlahan lahan. “Ada juga yang truk sampai berhenti memandikan kendaraannya di lokasi. Dan, jumlahnya banyak sepanjang jalur itu. ini juga menjadikan jalur tersebut semakin krodit,” ujarnya.
Warga lainnya, seperti Ketut Mariasa, juga mengeluhkan situasi tersebut. Apalagi, dia sangat sering melalui jalur ini saat bepergian dari Selat menuju Klungkung.
Dampak lain dari situasi ini, menurutnya adalah sering terjadi kecelakaan. Dia mengaku sering sekali melihat kecelakaan, baik yang berat maupun ringan. Bahkan, yang paling sering pemicunya adalah truk galian C ini.
Belakangan ini, para sopir truk, sering memilih jalur Sidemen. Ini mereka lakukan karena jarak lebih dekat. Sehingga mereka lebih efesian bahan bakar. “Kalau saya lihat, jalan pada jalur ini, juga cepat rusak. Belum setahun dibenahi jalan malah sudah ambles. Ini juga dampak dari truk yang bertonase besar lewat di sana. Yang melebihi tonase juga tak kalah banyak,” katanya.
Warga berharap situasi ini menjadi perhatian pemerintah daerah. Misalnya dengan membuatkan rest area khusus bagi para sopir truk galian C.
Polisi juga diharapkan turun tangan melakukan penertiban.Menjawab harapan masyarakat, Kapolsek Sidemen AKP Gede Suarmawa mengaku sudah turun ke lokasi.
Polisi, katanya, hanya melakukan pengaturan arus lalin, guna mencegah agar tidak macet. Khusus untuk sopir truk, Kapolsek mengaku sudah mengimbau agar tidak parkir di badan jalan pada jam sibuk. Misalnya antara pukul 11.00 Wita sampai 15.00 Wita. Sebab, selama ini, truk-truk galian C justru banyak melintas pada periode itu.
Terkait perlunya rest area, Suarmawa juga mengaku sudah menyampaikannya kepada pihak terkait. Namun, sejauh ini belum ada tindak lanjut. Dia berharap solusi itu bisa diambil pemerintah daerah, sesuai tupoksinya. (Bagiarta/balipost)