Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati (kedua kanan) menghadiri acara pembukaan sesi "Pathways to Prosperity" dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10). (BP/ant)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Risiko yang timbul akibat teknologi digital perlu dimanfaatkan sehingga menjadi sebuah kesempatan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan itu dalam acara Pathway to Prosperity Rountable Breakfast yang membahas “Inclusive Growth and International Governance in the Digital Age,” Selasa (9/10).

Ia mengutarakan perkembangan teknologi tidak hanya memberi kesempatan bagi negara tapi juga membawa tantangan. Ini penting bagi negara-negara di dunia untuk memutar risiko menjadi kesempatan. Karena teknologi menyebabkan disrupsi atau menghambat beberapa hal seperti membuat beberapa pekerjaan menjadi tidak ada. Sementara di sisi lain beberapa teknologi menghasilkan roadmap alternatif untuk perkembangan inklusif.

Baca juga:  Gotong Royong Perlu Dilestarikan

“Hari ini kita banyak membahas tentang kedaulatan data (data sovereignity), keamanan data dan pendidikan IT. Terkait dengan pendidikan IT, Presiden Indonesia Bapak Jokowi membuat inisiatif mengundang Jack Ma untuk memberikan course. Sementara di Indonesia ada Gojek dan Tokopedia yang berkembang sangat cepat. Kita harus bisa catch up dengan policy,” kata Sri Mulyani.

Menurutnya sangat penting untuk seluruh negara-negara di dunia mengubah ancaman risiko terkait teknologi digital menjadi keuntungan potensial, dan memikirkan langkah yang harus diambil setiap negara untuk mengambil kesempatan ini.

Baca juga:  Krisis Perbankan di Eropa dan AS Harus Diwaspadai

MacKinsey Global Institute Senior Fellow Jeongmin Seong mengatakan, saat ini 30-40 persen pengeluaran masyarakat ada pada konsumsi internet. Hal ini menstimulasi sisi suplai dari usaha kecil dan menengah.

Kondisi Indonesia adalah 35 persen belanja dipicu dari konsumsi oleh kaum wanita, dan perkembangan teknologi telah menciptakan banyak pekerjaan, new program dan new model e-commerce, digital finance, digital payment membutuhkan investasi yang besar.

Baca juga:  Tari Kecak Uluwatu dan Labuan Sait Siap Sambut Delegasi IMF

Selain itu pemerintah perlu membuat kebijakan, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh di lakukan dalam kompetisi di dunia digital.

Nandan Nikelani, Chairman Infosys mengatakan bahwa, open source adalah solusi untuk seluruh pembangunan. Namun, perlu upaya agar data tidak disalahgunakan oleh swasta. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *