BANYUWANGI, BALIPOST.com – Gempa berkekuatan 6,4 sekala richter yang mengguncang Situbondo dan Bali, Kamis (11/10) dirasakan cukup kuat di Banyuwangi. Tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sebuah garasi rumah milik warga ambruk. Menimpa mobil dan motor. Gempa juga sempat membuat panik tamu hotel berbintang.
Secara umum, tak ada kerusakan parah akibat gempa pukul 01.44 WIB tersebut. Garasi mobil milik Sugeng (55), warga Dusun Krajan, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, ambruk. Mobil Honda Civic tahun 1980 dan motor Kawasaki Blits miliknya rusak, tertimpa atap. “ Kejadiannya sangat cepat. Untungnya, saya lari keluar rumah tidak lewat garasi. Jadi, selamat dari reruntuhan,” kata Sugeng. Kondisi garasinya rata dengan tanah. Bagian kaca depan mobilnya ringsek. Selain garasi ambruk, bagian tembok rumah belakang juga retak-retak.
Menurut Sugeng, saat gempa, dirinya bersama istri dan ketiga anaknya sedang tertidur lelap. Merasa rumahnya bergoyang, dia bergegas keluar. Belum sampai di halaman, garasi rumahnya sudah ambruk total. Akibat kejadiannya, kerugian ditaksir mencapai Rp 15 juta. “ Hanya kerugian material. Keluarga selamat semua,” ujarnya bersyukur.
Kades Bagorejo Sugiyanto mengatakan kerusakan akibat gempa hanya terjadi di satu rumah. “ Kemungkinan, konstruksinya kurang kokoh. Sebab, hanya garasi rumah ini yang ambruk. Rumah lainya masih utuh, meski gempa terasa sangat kuat,” tegasnya.
Sementara itu, kepanikan saat gempa membuat panik para tamu hotel berbintang di Banyuwangi. Mereka sempat keluar ruangan saat gempa mengguncang. Seperti, yang terjadi di salah satu hotel di Jalan S. Parman, Banyuwangi. Saat gempa, para tamu semburat turun ke halaman, menyelamatkan diri.
Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharam mengatakan berdasarkan pendataan timnya, belum ditemukan kerusakan berarti akibat gempa tersebut. “ Dari laporan yang masuk, hanya garasi rumah yang ambruk,” jelasnya. Lokasi pusat gempa juga cukup jauh dari Banyuwangi. Sekitar 90 kilometer. Meski, getaran cukup kuat dirasakan dari kota Banyuwangi. (budi wiriyanto/balipost)