TABANAN, BALIPOST.com – Saat ini harga jual babi hidup di tingkat peternak masih bertahan di harga Rp 35 ribu per kilogram. Bertahannya harga ini dalam rentang waktu cukup lama menyebabkan peternak bisa bernafas lega di tengah kenaikan harga pakan yang sudah beberapa kali terjadi akibat naiknya kurs Dollar.
Karenanya peternak berharap tidak ada lagi kenaikan harga pakan. Sebab, adanya kenaikan harga pakan pabrikan menyebabkan harga jual babi saat ini tidak memberikan keuntungan yang berarti bagi peternak.
Salah satu peternak babi di Tabanan, I Ketut Sukarta, Kamis (11/10) mengatakan harga jual babi hidup di tingkat peternak cukup stabil dan masih berada di harga yang cukup tinggi yaitu Rp 35 ribu per kilogramnya. “Ini tumben lama bertengger di harga ini. Kondisi ini tentu membuat peternak babi sumringah lah,’’ ujar Sukarta yang juga perbekel Bongan ini.
Namun kondisi harga yang tinggi ini dikhawatirkan tidak memberikan keuntungan cukup lama bagi peternak jika harga pakan pabrikan kembali naik. Tahun 2018 ini saja menurut Sukarta harga pakan sudah naik beberapa kali dimana terakhir bertengger di harga Rp 430 ribu pe rsak.
Alasan kenaikan harga pakan pabrikan ini dari distributor adalah kenaikan harga dollar. Sebab, beberapa bahan baku pakan harus diimpor. Lanjut Sukarta sempat ada wacana untuk menyatukan teman-teman peternak untuk membuat pabrik pakan berbahan lokal.
Sayangnya, untuk bisa mewujudkannya membutuhkan modal tinggi. Disamping itu Bali sendiri tidak mendukung dalam pemenuhan bahan baku dan harus diadakan dari luar Bali.
Hingga saat ini juga belum ada terobosan dari peternak yang menemukan pakan pengganti pakan pabrik namun memiliki efek yang sama. Menurut Sukarta, ternak babi saat ini tidak seperti dulu yang dijadikan sampingan dan panen saat hari raya Galungan. Tetapi ternak babi lebih kepada pekerjaan yang menghasilkan pendapatan bagi peternak. Sehingga agar bisa mendapatkan hasil yang cepat, peternak masih tergantung pada pakan pabrikan. (Wira Sanjiwani/balipost)