SINGARAJA, BALIPOST.com – Kebijakan Pemkab Buleleng untuk menjaga kebersihan lingkungan dari pencemaran sampah plastik mulai mengimbas ke kecamatan. Seperti dilakukan jajaran Kecamatan Busungbiu rutin melakukan pembersihan dengan menyasar Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah ini. Sejak menjabasrkan kebijakan ini, tidak saja melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di kecamatan, namun kelompok masyarakat dan dan elemen masyarakat terkait lain turut dilibatkan dalam aksi mencegah pencemaran DAS di Busungbiu.
Aksi peduli lingkungan ini dijalankan melalui program “Jumat Bersih”. Sesuai namanya, ASN dan kelompok masyarakat di daerah ini turun melakukan aksi bersih-bersih sampah menyasar alur DAS secara bergiliran. Seperti dilakukan Jumat (13/10), DAS Tukad Pekiisan Desa Busungbiu menjadi sasaran aksi bersih-bersih lingkungan. Puluhan peserta yang dipimpin camat Busungbiu Made Supartawan ini tampak antusias memungut smapah yang menyangkut di alur DAS tersebut. Sampah yang berhasil dikumpulkan itu ada yang dibakar di tepian DAS, ada juga diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di daerah ini untuk dilakukan pemilahan.
Camat Busungbiu Made Supartawan di sela-sela aksi mengatakan, di daerahnya ini terdapat banyak DAS seperti DAS Tukad Acar, Tuakd Bakah, dan beberapa anak DAS yang maish aktif mengalirkan air dari daerah hulu. Di beberapa DAS itu, sejak dahulu dijadikan tempat untuk melangsungkan ritual keagamaan secara Hindu. Sadar dengan fungsi dan kondisi DAS itu, pihkanya menjabasrkan program pemkab “Jumat Bersih” untuk menjaga kelestarian DAS mulai dari hulu smapai hilir, serta fasilitas tempat suci di alur DAS tersebut. “Kami mencoba menjabarkan kebijakan pimpinan di kabupaten untuk mencegah pencemaran lingkungan DAS. Untuk tahap awal kita sasar di hulu dan ini berlanjut smapai di hilir, sehingga target kami bagaimana DAS yang juga difungsikan untuk mendukung ritual keagamaan ini bebas dari pencemaran sampah,” tegasnya.
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Humas Protokol Skekab Buleleng ini menambahkan, sejak beberapa kali melakukan aksi bersi-bersih, sampah organik dan beberapa ranting pohon mendominasi tersangkut di alur DAS. Sementara sebaran sampah plastik, bekas pakaian, dan sampah non organik lain tergolong kecil. Fakta ini tidak begitu menyulitkan untuk terus melancarkan gerakan bersih sampah di alur DAS tersebut. Pasalnya, sampah non organik ini lebih mudah ditangani dibandingkan dengan plastik yang memerlukan penanganan khusus. “kebanyakan ranting pohon yang tersangkut di DAS, kalau pelastik kecil, dengan ini kami yakin akan bisa terus menggulirkan program ini dan target DAS bebas smapah akan bisa dicapai dengan optimal. Perlakuan sampah organik ini juga lebih mudah dan kami terus mengedukasi warga untuk tetap membuang smapah pada tempatnya dan memilah sebelum membuang sampah,” jelas birokrat asal Desa Busungbiu ini. (mudiarta/balipost)