MANGUPURA, BALIPOST.com – World Bank secara ekslusif mengundang beberapa lembaga keuangan, termasuk Amar Bank yang dikenal melalui produk digital perbankannya, Tunaiku, untuk berkontribusi secara proaktif terhadap inisiatif Digital Economy for All (DE4All). Dalam diskusi Jumat (12/10) hadir Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Rudiantara, Boutheina Guermazi (Director, Digital Development Global Practise, World Bank), Stephanie Von Friedeburg (Vice President and Chief Operating Officer, IFC) dan Makhtar Diop (Vice President for Infrastructure, World Bank).
Dari penelitian World Bank pada tahun 2016, ekonomi digital dunia bernilai USD 11,5 triliun atau 15, 5 persen dari total PDB dunia. Diperkirakan akan tumbuh mencapai 25 persen dalam waktu kurang dari satu dekade ke depan.
Oleh karena itu, fokus IMF dan World Bank untuk kemajuan ekonomi digital dimanifestasikan melalui sejumlah forum diskusi seperti Disruptive Technology and Inclusive Development, What Works?”, “Harnessing Technology for Inclusive Growth”, “The Bali Fintech Agenda” dan “Digital Economy for All”.
“Menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi saya untuk berada disini dan saya sangat memahami setiap kebijakan dan inisiatif yang diambil oleh World Bank, IMF, IFC dan Pemerintah Indonesia untuk menghargai kepedulian global terhadap adanya fondasi ekonomi digital dan akselerasinya dalam mengembangkan suatu negara,” kata Managing Director Tunaiku, Vishal.
Vishal menambahkan partisipasi Tunaiku sebagai pionir produk perbankan digital Amar Bank merupakan bentuk apresiasi dari lembaga keuangan global atas kontribusi produk fintech Indonesia dalam mewujudkan inklusi keuangan dan ekonomi digital di Indonesia. Peluncuran inisiatif DE4All itu sendiri merupakan langkah tepat bagi kemajuan ekonomi Indonesia karena dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan menumbuhkan kepercayaan diri bangsa ini terhadap perubahan teknologi global.
Tidak hanya itu, inisiasi global ini dapat menjembatani kerjasama antara pemerintah dan pemain industri guna fokus pada pengembangan teknologi. Serta membangun lima landasan ekonomi digital seperti infrastruktur, layanan keuangan digital dan identifikasi digital, inovasi dan kewirausahaan, platform digital, literasi digital dan keterampilan.
Selain forum diskusi DE4All, Vishal juga menghadiri The Bali Fintech Agenda yang diadakan sehari sebelumnya. Bali fintech agenda mendorong adanya inklusi keuangan dan memberikan poin penting bagi para pemangku kebijakan untuk memastikan bahwa stabilitas keuangan tidak terancam sekaligus untuk mempromosikan inovasi di sektor keuangan.
Ia mengatakan Bank Amar sendiri melalui produk Tunaiku telah memberikan akses kredit ke konsumen unbanked and underbanked. Dalam prosesnya, Tunaiku bertransformasi secara digital menjadi bank fintech.
Tunaiku menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada kuartal ketiga 2018. Karena berdasarkan data terbaru, sudah lebih dari 120.000 orang Indonesia yang kebutuhan finansialnya terbantu oleh kehadiran Tunaiku.
Total pinjaman yang telah berhasil didistribusikan lebih dari Rp 1,25 triliun. Amar Bank juga berhasil mencatat prestasi gemilang dengan total aset bank mencapai hingga Rp 1,7 triliun dan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1 triliun.
Mengenai target pencapaian, World Bank menyatakan bahwa digitalisasi dapat secara signifikan mengurangi biaya dan mempercepat kemajuan menuju realisasi Universal Financial Acceess 2020 dan UN Sustainable Developments Goals 2030. “Oleh karena itu, inisiatif DE4All ini merupakan momentum bagi Amar Bank untuk tumbuh sebagai salah satu bank masa depan yang dapat berkontribusi pada inklusi ekonomi digital di Indonesia melalui produk digitalnya yaitu Tunaiku,” sebutnya. (Citta Maya/balipost)