TABANAN, BALIPOST.com – Di tengah adanya program pemerintah untuk kembali menguatkan budaya Bali lewat penerapan penulisan bahasa bali disetiap layanan umum, penyuluh Bahasa Bali di Kecamatan Penebel juga melakukan penyelamatan budaya dengan melakukan konservasi lontar pada Jumat (12/10). Lontar yang dikonservasi adalah lontar milik Ida Bagus Ketut Adnyana di Griya Dharma, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel Tabanan.
Dari jumlah 38 cakep lontar yang ditemukan, ada lontar dibuat tahun 1790 berjudul Tutur Mpu Lutuk. Humas Penyuluh Bahasa Bali di Tabanan, Ni Made Ari Trenawati menjelaskan konservasi lontar ini juga sebagai kegiatan menyambut hari Saraswati yang jatuh Sabtu (13/10).
Ia melanjutkan selain ditemukan lontar yang usianya sekitar 228 tahun itu, ada 5 cakep lontar ditemukan rusak karena termakan usia. Pihaknya, baru bisa mengindentifikasi 30 cakep lontar dan sisanya akan dilanjutkan sesuai jadwal.
Adapun lontar yang sudah berhasil diidentifikasi antara lain, Tutur Batur Kawalan berisi tentang Wong Madiksa, Tutur Krama Wong Mati tentang Upakara, Tutur Yoga Sandhi tentang Payogan Putra Bhatara Siwa. Kemudian naskah Siwa Purana tentang Wariga, Tutur Yoga Sandhi Kepanditan tentang Sasana Menjadi Pandita.
Sementara untuk lontar tahun pembuatan 1790 tentang Tutur Mpu Lutuk berjumlah naskah 39 lembar. Lontar Mpu Lutuk ini berisi tentang ajaran kebaikan.
Trenawati melanjutkan, informasi mengenai adanya lontar didapatkan dari pemilik lontar sendiri yang mana meminta pihaknya untuk melalukan konservasi. “Lontar yang dikonservasi ini adalah lontar warisan leluhur dari pemilik yang dari dulu sudah ada dan tersimpan rapi dalam keropak,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)