MANGUPURA, BALIPOST.com – Luar biasa. Demikian kesan World Bank dan IMF pada Indonesia atas penyelenggaraan annual meeting World Bank (WB) dan IMF 2018 yang diselenggarakan di Bali. Dari awal pertemuan 8 Oktober hingga 13 Oktober belum ada negara yang sehebat Indonesia dalam penyelenggaraan annual meeting ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan memberi apresiasi pada masyarakat Bali, Gubernur Bali dan masyarakat Indonesia. Ia tidak menemukan ada hal-hal yang mengganggu. Indonesia, kata Luhut, dinilai bisa menyelenggarakan suatu pertemuan yang luar biasa rapinya.

Namun kemudian ini menjadi masalah karena standar penyelenggaraan pertemuan seperti IMF-WB pasti harus ditingkatkan, karena apa yang sudah diberikan oleh Indonesia ini dikatakan berkelas. “Malahan ada beberapa teman yang bilang lagi mengatakan kalau ada yang sulit, serahkanlah pada Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga:  PPKM Level 3 Saat Nataru, Upaya Antisipasi Jangka Panjang

Ia sempat khawatir soal transportasi, keamanan, ketepatan waktu, karena mereka mengalami hal itu seperti pertemuan di Lima, Peru. Luhut juga menyampaikan kesan Madam Lagarde soal penyelenggaraan yang well done, sangat bagus di luar ekspektasinya.

Ia mengaku pendekatan yang ia lakukan sangat agresif. “Jadi memang selalu saya katakan adalah pertahanan kita yang terbaik adalah menyerang,” imbuhnya.

Sampai Sabtu (13/10), peserta yang hadir berjumlah 36.619 orang lebih dengan 2.500 pertemuan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kesan dari semua tamu yang hadir dari awal sampai selesai itu adalah Indonesia di mata mereka luar biasa di dalam mengorganisasi AM IMF WB.

Baca juga:  Hadiri Penyerahan Lahan dengan Gubernur Koster, Giri Prasta Acungkan Dua Jari saat Berfoto

Dari kedatangan saat di airport, efisiensi dan yang luar biasa adalah volunteer dan LO. “Impresinya betul-betul di kepala mereka orang Indonesia sangat ramah, helpful, dan profesional, nama baik kita menancap di kepala mereka,” kata Sri Mulyani.

Tahun yang akan datang, Maroko akan jadi tuan rumah dan mereka akan mendapatkan tekanan karena standar Indonesia menjadi sangat tinggi untuk menjadi tuan rumah. “Mereka sangat khawatir. Menterinya tadi sebelum penutupan menyampaikan bahkan Arab Saudi yang akan menjadi host untuk G20 pun melakukan observasi dan merasa kagum,” ujarnya.

Baca juga:  Api Masih Berkobar, Damkar dari 3 Kabupaten/kota Dikerahkan ke Pasar Umum Blahbatuh

Banyak perempuan berjalan malam hari sendiri ketika pelaksanaan IMF WB 2018, namun aman. Itu membuat mereka sesuatu yang luar biasa. “Kita barangkali tidak tahu tapi mereka melihatnya pada hal-hal yang sangat detail, kecil namun buat mereka itu mengesankan,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *