Ratusan umat Hindu mengikuti ritual Gangga Pratistha saat Banyu Pinaruh di Pantai Mertasari, Denpasar, Minggu (14/10). (BP/eka)  

DENPASAR, BALIPOST.com – Usai merayakan Hari Saraswati, Umat Hindu di Bali biasanya melakukan ritual Banyu Pinaruh. Umat biasanya melaksanakan tradisi tersebut di sumber-sumber mata air. Salah satunya di Pantai Merta Sari, Denpasar yang mulai pagi hari ramai dikunjungi warga untuk melaksanakan Banyu Pinaruh.

Banyu Pinaruh memiliki arti air pengetahuan. Hal itu diterangkan Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda usai muput upacara Gangga Pratistha di Pantai Mertasari, Denpasar, Minggu (14/10).

Menurut Ida Pandita Mpu, pengetahuan akan terjadi apabila tubuh manusia telah bersih, maka tirtha amertha dialirkan dalam ritual ini. Dari segi aspek mistik dan magis, bahwa sesungguhnya segala mala, dosa, papa, pataka, wigna dapat dihanyutkan melalui kehadiran Dewi Gangga di muka bumi. Seperti dalam kisah Adiparwa yang menceritakan teruwatnya 60.000 anak Prabu Sagara.

Baca juga:  Banyu Pinaruh, Jalur ke Pantai di Denpasar Disekat

Terkait upacara Gangga Pratistha, Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda menerangkan, sesungguhnya Gangga Pratistha ini merupakan mandi Weda. Menstanakan Dewi Gangga yang merupakan dewi amertha dengan dilambangkan air. Jadi dalam ritual Gangga Pratistha terjadi ritual panglukatan sekaligus memohon tirtha amerta. Karena umat Hindu sebelumnya telah merayakan Hari Saraswati, maka dilanjutkan dengan Banyu Pinaruh.

Selama ini Banyu Pinaruh diketahui hanya berupa mandi biasa di sumber mata air. Tapi dengan ritual Gangga Pratistha, tradisi Banyu Pinaruh dilengkapi dengan upacara pakelem untuk kerahayuan jagad, sekaligus juga kerahayuan buana alit. “Inilah sebenarnya maknanya. Sehingga dengan demikian kita memberikan tambahan makna, tambahan nilai terhadap Banyu Pinaruh yang selama ini hanya mandi ke laut begitu saja. Sekarang kita kisahkan dengan mandi Weda”, tutur Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda

Baca juga:  Dana dari Provinsi Belum Cair, Desa Adat Belum Gelar Bulan Bahasa Bali

Saat ditemuai disela-sela ritual, Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Koordinator Daerah (Korda) Denpasar, Pinandita Putu Gede Suranata menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan Banyu Pinaruh dilengkapi prosesi Gangga Pratistha. Pelaksanan ini telah dituangkan dalam bisama PHDI. Ketua PSN Korda Denpasar menegaskan, bahwa inti dari pelaksanaang Gangga Pratistha ini adalah ngadegin Ida Bhatari Gangga, mendak tirtha sanjiwani untuk penglukatan buana agung dan buana alit.

Baca juga:  Mandi di Pantai Lebih, Wirudita Terseret Arus

Menurutnya, penglukatan Banyu Pinaruh berbeda dengan penglukatan lainnya. Penglukatan biasa dilakukan sesuai dengan fungsi dan tujuan, sedangkan penglukatan Banyu Pinaruh berkaitan dengan ritual Saraswati.

Ketua panitia Gangga Pratistha, Pinandita I Wayan Dody Aryanta menambahkan ritual Gangga Pratistha ini digelar dengan tujuan untuk mensosialisaikan ke masyarakat, bahwa Banyu Pinaruh itu tidak hanya mandi biasa, tetapi mandi sesuai tattwa. Karena dalam tattwa, Banyu Pinaruh sebenarnya untuk mendapatkan penglukatan tirtha Sanjiwani dari sang wiku. Upacara Gangga Pratistha ini merupakan kali pertama digelar PSN Korda Denpasar, dan dipuput 11 sulinggih dari semua wangsa yang ada di Bali. (eka adhiyasa/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *