JAKARTA, BALIPOST.com – Ketua DPR Bambang Soesatyo memastikan penembakan rungan kerja dua anggota Komisi III DPR murni karena faktor human error atau salah tembak sasaran. Dengan demikian, Bambang menegaskan kejadian tersebut bukan dilatarbelakangi teror terhadap anggota DPR.
Penegasan disampaikan Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam keterangan pers bersama dengan jajaran Polri. Keterangan bersama disampaikan terkait dua proyektil peluru ukuran 9mm yang menembus ruangan kerja Anggota DPR RI di Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/10).
Dari jajaran Polri yang hadir antara lain Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Setyo Wasisto merangkap Ketua Perbakin DKI Jakarta, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol. Roma Hutajulu serta Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimun) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP).
Terdapat dua peluru yang bersarang di ruang kerja anggota DPR. Pertama ruang nomor 1601 yang dihuni anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Brigjen Purn. Wenny Warow dilantai 16. Kemudian ruangan 1313 yang dihuni anggota DPR dari Fraksi Golkar, Bambang Heri Purnama di lantar 13. Gedung Nusantara I DPR sendiri memiliki 22 lantai.
“Jadi bukan terorisme, bukan penembakan di sengaja atau aksi teror terhadap anggota DPR. Sama sekali bukan teror terhadap keduanya yang kebetulan anggota Komisi III yang gencar mau menggolkan UU Anti Terorisme. Ini murni sedang latihan tetapi kemudian salah tembak sasaran,” ucap Bambang Soesatyo.
Peluru yang nyasar itu diketahui berasal dari salah satu anggota Perbakin Tangerang Selatan yang sedang latihan di Lapangan Tembak Perbakin Senayan, Jakarta yang berjarak sekitar 500 meter dari gedung Nusantara I. Bamsoet mengaku bersyukur peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa, karena dari olah TKP diektahui peluru yang nyasar tersebut hampir menelan korban jiwa.
Atas kejadian ini, Bamsoet meminta pengelola Lapangan Tembak Senayan menambah lagi penghalang dari bajan baja yang tahan peluru. “Saya juga minta kepada Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR untuk mengkaji apakah sudah dibutuhkan seara mendesak kaca itu dilapisi dengan kaca film yang bisa menahan peluru,” kata Bamsoet.
Permintaan itu didasari karena peristiwa peluru nyasar ke DPR sudah berulang kali terjadi. “Ini adalah peristiwa bukan pertama kali, tetapi barangkali sudah yang ketiga kali peluru nyasar ke gedung DPR,” terangnya.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Setyo Wasisto mengatakan dari olah TKP di Lapangan Tembak, diketahui pelaku sedang latihan tembak dengan melakukan jenis tembak sasaran reaksi. “Tembak reaksi itu penembaknya bergerak dan target sasarannya juga bergerak. Oleh sebab itu lebih aktif,” ujarnya.
Karena melakukan jenis tembakan lebih sulit, polisi menduga pelaku kehilangan keseimbangan dan kendali yang akhirnya terjadi salah tembak. “Karena nembak reaksi itu kan nembaknya bergerak. Pososisinya ada yang jongkok, miring dan sebagainya. Intinya patut diduga menyebabkan peluru nyasar yang nyasarnya ke lantai 13 dan lantai 16 gedung DPR,” jelas Setyo.
Dirkrimun Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol. Nico Afinta yang memimpin olah TKP menambahkan hasil olah TKP secara resmi akan diketahui besok. “Mudah-mudahan ditemukan hasilnya besok. Terkait dengan proses hukum kami bawa ke Polda Metro Jaya,” katanya. (Hardianto/balipost)