Kawasan Jineng Agung, Gilimanuk yang terkena dampak abrasi belakangan semakin parah. Warga menagih janji untuk penanganan abrasi di wilayah pantai dekat Pelabuhan Gilimanuk ini. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Abrasi pantai di Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk semakin hari semakin parah. Kendati telah mendapatkan penanganan sementara, namun puluhan warga yang tinggal di tepi pantai tetap mengaku was-was. Apalagi janji kelanjutan pemasangan beton buis untuk penghalang ombakhingga kini belum terealisasi.

Sejumlah warga yang ditemui akhir pekan lalu mengaku heran belum adanya respon untuk pemasangan senderan yang melindungi rumah mereka. Padahal di sekeliling  garis pantai yang terkena abrasi di Jineng Agung itu sudah lebih dulu dipasangi. “Hanya di tengah sini saja yang belum. Padahal kondisinya sudah parah sampai ke rumah warga,” keluh salah seorang warga yang ditemui.

Baca juga:  Abrasi di Pantai Jineng Agung Gilimanuk Makin Parah

Saat air laut pasang, gempuran ombak tak dapat terbendung lagi dan pecahan air laut masuk sampai ke rumah mereka. Kini permukiman warga sudah sangat dekat dengan bibir pantai. Hanya dibatasi jalan antarlingkungan yang kini juga sudah mulai putus.

Sebelumnya warga bersama pemerintah daerah sempat bergotong royong memasang “benteng” menggunakan beton buis dan tumpukan karung berisi pasir. Namun hingga kini masih banyak buis yang dijanjikan untuk warga belum terpasang.

Baca juga:  Jineng Agung Dihantam Ombak Besar, Air Laut Masuk ke Halaman Rumah Warga

Dari pengamatan Selasa (16/10), puluhan buis yang dijanjikan sudah datang. Namun hanya ditaruh di sekitar pantai, belum terpasang di lokasi yang sesuai. Sama seperti pemasangan sebelumnya, perlu menggunakan alat berat. Melihat kondisi yang sudah cukup parah dan air cepat naik saat laut pasang.

Sebelumnya, Lurah Gilimanuk Gede Wariana Prabawa mengatakan untuk penanganan jangka panjang, Kelurahan sudah mengajukan permohonan penanganan abrasi sepanjang 300 meter terutama di Lingkungan Jineng Agung. Sedangkan untuk penanganan jangka pendek, dipasang benteng penahan ombak secara swadaya. Saat ini memang dampak abrasi di sepanjang pantai yang penuh warga itu sudah cukup parah. Bahkan akses jalan antarlingkungan sudah mulai putus. Teranyar, sekurangnya 22 rumah warga di pinggir pantai terkena dampak ketika gelombang air laut tinggi. (surya dharma/balipost)

Baca juga:  Terwujud, Cita-Cita Gubernur Koster Melayani Masyarakat dan Umat Hindu Menyeberang ke Nusa Penida

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *