Polisi melakukan olah TKP korban tertabrak KA di lintasan tanpa palang pintu Bulusan, Kalipuro, Banyuwangi, Rabu (17/10). (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Tragis menimpa Mashut (70), warga Lingkungan Kampungbaru, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Pria ini tewas setelah disambar kereta api (KA) di lintasan palang pintu Bulusan, tak jauh dari rumahnya, Rabu (17/10). Korban meninggal di lokasi. Motor yang dikendarai hancur.

Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Kala itu, korban mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit bernopol P 5636 VW. Siang itu, korban baru saja pulang menjemput cucunya yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) setempat. Untungnya, cucu yang hendak dijemput, pulang lebih dulu. Korban pulang sendirian. Nahas, saat melintas di atas rel, dari samping kiri korban melaju KA Probowangi. Korban tak sempat menghindar. Moncong lokomotif menghantam motor korban. Terseret hingga 20 meter. Tubuh korban terpental, membentur rel. Nyawanya tak tertolong. Sedangkan motor korban terseret lokomotif  hingga 700 meter.

Baca juga:  Pengeluaran Wisman di Bali Kalah dengan Malaysia

Salah satu saksi mata, Nurainiyah (48), sempat mendengar ledakan kecil saat terjadi kecelakaan. Kala itu, dia sedang di kamar mandi. Lokasinya, persis di samping rel. “ Saat saya keluar, warga sudah ramai. Lalu, korban ditemukan tergeletak bersimbah darah,” katanya.

Warga lainnya, Hamawi (47), menuturkan, awalnya warga tak mengetahui kondisi korban. Awalnya, warga melihat kopyah korban tergeletak di dekat rel. Setelah diperiksa, tubuh korban ditemukan tergeletak, kondisinya sudah tak bernyawa. “ Motornya hancur. Tubuh korban juga penuh luka,” ujarnya. KA Probowangi yang menabrak korban juga sempat berhenti. Lalu, melanjutkan perjalanan. KA kelas ekonomi ini datang dari arah Jember menuju Banyuwangi.

Baca juga:  Lakalantas di Gitgit, WNA Tewas

Jazad korban kemudian dilarikan ke RSUD Blambangan. Polisi melakukan olah TKP. Motor korban ditemukan dalam kondisi remuk.

Sejumlah warga menyayangkan kejadian tersebut. Sebab, tabrakan di lintasan palang pintu ini tak hanya sekali. Yang dikeluhkan, lampu tanda bahaya di lintasan kondisinya sering mati. “ Korban itu pendengarannya normal. Justru, lampu tanda bahaya di palang pintu sering mati,” keluh Jaenuri, salah satu warga. Warga berharap, lintasan tanpa palang tersebut segera ditempatkan petugas jaga. Sehingga, kecelakaan serupa tak terjadi lagi. Apalagi, jalur tersebut menjadi lintasan padat bagi warga, termasuk anak sekolah. Di dekat lokasi, terdapat tiga sekolah yang siswanya melintasi jalur tersebut. Sehingga, cukup rawan. (budi wiryanto/balipost)

Baca juga:  Pebisnis AS Seriusi Investasi di Boyolali, Ini Alasannya

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *