AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaku wisata di Pesisir Pantai di Karangasem mengusulkan pemasangan alat pendeteksi tsunami ke BPBD Karangasem. Usulan dilakukan untuk kenyamanan tamu mancanegara (wisman) yang menginap di wilayah Karangasem.
Manager Hiden Paradise di Kecamatan Abang, Made Audi, mengatakan, pihaknya sangat berharap dipasangnya alat pendeteksi tsunami dibeberapa titik di sejumlah pesisir pantai di Karangasem seperti di Pesisir Pantai Tulamben, Pesisir Pantai Amed, Kecamatan Abang dan di Pantai Candidasa. “Sempat diusulkan ke BPBD, tapi sampai sekarang belum direspon. Pemasangan alat pendeteksi tsunami sangat diharapkan. Sehingga tidak seperti kejadian didaerah Palu, Sulawesi Tengah,”ungkapnya belum lama ini.
Audi menambahkan, seandainya gempa biasanya para tamu langsung panik dan naik keketinggian. Mereka khawatir terjadi tsunami lantaran tempat tinggalnya berdekatan dengan laut.”Kami berhrap Pemerintah pusat segera memaasang,” harapnya.
Kepala Pelaksana Bdan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Krangasem, IB Ketut Arimbawa, membenarkan. Dalam waktu dekat BPBD akan mengusulkan ke Pemerintah Pusat. Hanya saja, pihaknya belum berani memastikan apakah usulan itu akan direalisasikan atau tidak. “Tahun depan (2019) rencana kita usulkan beberapa titik. Seperti Pesisir Pantai Tulamben, Candidasa, Seraya, dan Amed. Alat pendeteksi tsunami perlu untuk kenyamanan wisatawan,”kata Arimbawa.
Arimbawa menambahkan, Karangasem masuk 100 besar daerah rawan kena bencana sesuai Indek Resiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013. Karangasem berada diurutan 93 daerah resiko bencana krena kondisi wilayah. Karangasem merupakan daerah yang dilalui patahan (sesar). Yakni fraktur planar atau diskontuinitas dlam volume batuan, dimana ada perpindahan signifikan akibat dari grakan massa batuan. Patahan ini bisa sebabkn gempa/tsunami. (eka prananda/balipost)