Ni Made Ayu Sumiasih dengan keripik gondo buatannya saat rangkaian Festival Kerambitan IV di desa Timpag, kecamatan Kerambitan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Bagi yang suka akan camilan tentu tak asing lagi dengan yang namanya keripik. Selain murah meriah, citarasa yang disajikan juga beraneka ragam sesuai dengan bahan dasar yang digunakan. Sebut saja keripik singkong, keripik tempe, keripik kacang, keripik bayam dan lainnya. Inovasi para pengusaha keripik untuk mengembangkan citarasa camilan inipun terus muncul.

Seperti yang dilakukan salah satu warga banjar beluluk, desa timpag,kecamatan Kerambitan Ni Made Ayu Sumiasih. Ibu berusia 45 tahun ini mencoba membuat keripik gondo. Alhasil, meski baru dilakoninya selama satu bulan, produksi keripik gondo buatannya sudah cukup diterima masyarakat khususnya di kecamatan Kerambitan.

Bahkan untuk lebih memperkenalkan keberadaan keripik gondo ini ke masyarakat luas, juga diikutkan dalam stand kuliner Festival Kerambitan IV. “Awalnya saya hanya sekedar mencoba untuk konsumsi sendiri, karena memang sayur gondo banyak di desa Timpag, dan rasanya enak, lalu saya coba perbanyak dan coba pasarkan, ” ucapnya, Jumat (19/10).

Baca juga:  Seorang Berseragam SMA Ditangkap di Depan Gedung DPR RI

Lanjut dikatakan Ayu Sumiasih, proses pembuatan keripik gondo hampir sama dengan keripik lainnya, hanya saja memang dalam proses merebus sayur gondo ini, tingkat kelunakan sayur sangat dijaga agar tidak terlalu lembek.

“Kalau terlalu lembek kurang baik saat proses penepungan dan rasanya kurang gurih, jadi tingkat kelunakan gondo memang harus terjaga, “terangnya.

Inovasi keripik gondo ini lanjut kata Sumiasih sebelumnya juga telah melalui pembinaan  dari Kabupaten untuk persiapan lomba desa.” Saat ini proses pembuatan masih dibantu anak saya, karena masih memperkenalkan ke masyarakat luas dan lewat pameran pameran, kedepan jika produksi ini mamlu diterima oleh masyarakat luas barulah berpikir untuk pengembangannya, “terangnya.

Baca juga:  Dua Desa Ini Terisolir, Akses Darat Tertutup Material Longsor

Sementara itu tokoh desa Timpag yang juga mantan Perbekel Timpag Gusti Sukewahana mengatakan, untuk produk keripik gondo ini memang masih sangat langka. Namun mengingat potensi hortikultura gondo di Kabupaten Tabanan cukup banyak seperti di Kerambitan, Kediri dan Tabanan, pihaknya yakin produk asal desa Timpag ini bisa diterima oleh masyarakat luas nantinya. Apalagi banyak yang suka akan citarasa gondo.

“Rencananya kami akan bawa sample ke Bumda dan coba dipasarkan ke pasar umum, apalagi saat ini di desa Timpag sudah ada tempat wisata baru yakni UMaurip salah satunya pelestarian burung hantu tyto alba,” ucapnya.

Baca juga:  Vaksinasi "Booster" Perdana di Bali Diikuti Ratusan Orang

Dilokasi UMaurip ini rencananya akan dibuat tempat yang pas untuk menampung potensi kuliner yang ada di desa Timpag. Hal ini juga sebagai ajang promosi obyek wisata baru dengan potensi alamnya didukung sajian kuliner potensi desa. “Jadi selain keripik gondo, sejumlah produk kuliner lainnya juga akan kita coba kenalkan dan kita tampung dalam. BUMDes,” terangnya.

Dan khusus untuk keripik gondo ini, dalam waktu dekat akan membawa sample  ke BUMDa sebelum nantinya bisa dipasarkan ke pasar umum . (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *