BANYUWANGI, BALIPOST.com – Memiliki geografis bergunung, pantai selatan Jatim ternyata menyimpan kandungan mineral luar biasa. Salah satunya biji emas.
Mulai Banyuwangi hingga Pacitan, membentang di bibir Samudera Indonesia, kawasan ini menjadi gudangnya emas. Namun, belum tersentuh seluruhnya. Baru, Banyuwangi yang mulai ditambang dan berproduksi sejak tahun 2016.
Potensi biji emas di selatan Jatim ini diungkapkan Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Jatim, Setiaji disela berkunjung ke pertambangan emas Tumpangpitu, Pesanggaran, Banyuwangi, Minggu (21/10). Pejabat ini mengatakan Jatim mendapatkan berkah khusus yang tidak dimiliki daerah lain. Yakni, biji emas.
Menurutnya, deretan pegunungan yang membentang mulai dari Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Tulungagung, Trenggalek hingga Pacitan memiliki kandungan emas yang bagus. “Potensinya cukup tinggi. Tapi, baru di Banyuwangi yang sudah diolah. Lainnya, belum tersentuh,” kata Setiaji.
Di Banyuwangi, kata dia, sudah mengawali dengan proses eksplorasi sejak lama. Lalu, berlanjut hingga ke produksi. Pihaknya berharap, potensi sumberdaya mineral ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Sebab, kehadiran tambang emas bisa mendongkrak perkembangan ekonomi di daerah. Apalagi, jika Pemkab bisa memiliki saham di dalamnya.
“Kita lihat di Banyuwangi, kehadiran tambang emas, membuat perekonomian warga ikut tergerak. Penyerapan tenaga kerja cukup bagus,” ujarnya.
Pihaknya berharap banyak investor mau mengolah sumberdaya mineral tersebut. Namun, syaratnya tetap menggunakan teknologi ramah lingkungan. “Tambang emas Tumpangpitu, Banyuwangi bisa mencetak 10 juta jam kerja tanpa insiden. Ini layak dicontoh tambang lain,” imbuhnya.
Saat ini, kawasan Trenggalek yang mulai dilirik imvestor tambang emas. Prosesnya, sudah tahap ekplorasi. Munculnya tambang-tambang emas tersebut selain menggerakkan ekonomi, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang besar. (Budi Wiriyanto/balipost)