Saya merasa prihatin terhadap berita ‘’Bali dijual murah di Tiongkok’’. Ini perlu dilakukan penyikapan secara lebih jelas. Selama ini, isu tersebut sudah terlalu sering saya dengar dan baru kali ini saya baca ada sidak dari Wakil Gubernur Bali Cok Ace.

Mudah-mudahan langkah ini membuat ada solusi baru untuk membangun pariwisata berkualitas.  Mudah-mudahan Bali tak menjadi ruang berdagang orang Tiongkok.

Yang saya tahu selama ini juga bahwa kita hanya mengejar target kunjungan wisatawan datang ke Indonesia. Pikiraan saya, entah wisatawan itu membawa dampak ekonomi besar, sedang, atau kecil, saya tak tahu.

Baca juga:  Oktober Kunjungan Tiongkok Turun, Tapi Masih Penyumbang Wisman Terbesar

Yang jelas, jumlah kunjungannya ditarget sampai 20 juta orang. Angka yang relatif tinggi untuk ukuran Indonesia. Masalahnya, walaupun di Indonesia ada banyak objek wisata namun infrastruktur untuk menuju objek wisata belum memadai. Bahkan, tak jarang saya dengar dan baca fasilitas di objek wisata juga tak memadai. Belum lagi jaminan keamanan warga asing di objek wisata.

Kalaupun Bali dinilai ideal dan paling layak menjadi destinasi wisata saat ini,  maka kondisinya harus dibenahi juga. Kemacetan dan banyak hotel atau vila yang tak berizin perlu ditertibkan. Bahkan, kini katanya, tamu bisa menginap di kos-kosan. Wah, enak benar tamu yang datang ke Bali, sudah murah dan bebas menginap di mana-mana.

Baca juga:  Dampak Perang Dagang terhadap UMKM

Saya hanya berharap agar ke depan, pengelolaan pariwisata Bali lebih serius. Ada regulasi yang jelas sehingga orang datang ke Bali dengan rambu-rambu yang jelas. Untuk itu, saya mendukung jika Bali mendapat otoritas khusus dengan regulasi yang jelas dalam mengelola pariwisatanya. Ini akan memungkinkan Bali bisa dijual mahal, karena tak harus terjebak jumlah kunjungan wisatawan tanpa melihat kualitas wisatawannya.

I Made Wiradana

Baca juga:  Sanksi Tegas untuk Guru Cabul

Gianyar, Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *