NEGARA, BALIPOST.com – Taman Nasional Bali Barat (TNBB) sejak akhir tahun 2017 mengembangkan ekowisata jalak Bali berbasis masyarakat. Kepala TNBB Agus Ngurah Krisna K disela-sela rapat koordinasi (rakor) pengembangan ekowisata jalak Bali berbasis masyarakat, Selasa (23/10) mengatakan pihaknya ingin mengembangkan ekowisata ini untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dimana pihaknya menggandeng tiga desa/kelurahan dalam pengembangan ekowisata jalak Bali berbasis masyarakat diantaranya Gilimanuk, Sumberkelampok dan Belimbingsari.
Menurutnya masing-masing desa mengedepankan potensinya. Misalnya Gilimanuk dengan Teluk Gilimanuk, wisata mangrove, diving dan terumbu karang.
Di Belimbingsari dengan kehidupan petani, proses pembuatan gula aren, kebun coklat dan keindahan juga keasrian desa dilengkapi Gereja bernuansa Bali. Sedangkan di Sumberkelampok dengan kehidupan petani dan hutan bakaunya.
Di masing-masing desa juga ada curik/jalak Bali yang ditangkarkan masyarakat dan menjadi potensi. Di Gilimanuk ada 5 pasang curik Bali. Di Sumberkampok ada 16 pasang dan Belimbingsari 2 pasang.
Sebelumnya, kata Ngurah Krisna, kelompok masyarakat dalam pengembangan ekowisata ini juga sudah diajak untuk belajar ke Taman Wisata Baluran sehingga bisa diterapkan di wilayah masing-masing dalam pengelolaan ekowisata. Ia berharap dengan keanekaragaman hayati bisa meningkatkan potensi wisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan. “Kami juga berharap dengan pengembangan ekowisata ini mampu menciptakan peluang kerja dan usaha sehingga masyarakat di pedesaan lebih maju dengan pelestarian lingkungan dan alam,” tandasnya. (kmb/balipost)