NEGARA, BALIPOST.com – Tiga orang warga Banjar Sumbul Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo Jembrana, Kamis (26/10) digigit anjing diduga rabies.
Kadis Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta dikonfirmasi membenarkan adanya tiga orang yang digigit anjing tersebut.
Setelah menerima laporan tim kemudian melakukan penanganan dengan mengambil sampel otak anjing untuk dibawa ke lab dan memastikan apakah positif rabies atau tidak.
Dikatakan sejak rabies pada Hewan Penular Rabies khususnya anjing masuk Jembrana di tahun 2010, kasus rabies positif pada anjing terus diketemukan setelah ada laporan manusia tergigit anjing yang dicurigai rabies dan positif setelah diperiksa labotarium.
Di Dusun Sumbul Desa Yehembang Kangin katanya pada tahun 2010 juga terjadi kasus positif rabies pada anjing dan sapi. Dimana kasus tersebut berkembang sampai sapi warga harus ditembak dengan bantuan aparat TNI karena membahayakan pemilik dan masyarakat.
Dari data di Dinas Kesehatan Jembrana warga meninggal dari tahun 2008 sampai tahun 2018 karena rabies di Jembrana sebanyak tiga orang. Suasta mengatakan kasus yang mayoritas disebabkan oleh gigitan anjing itu tetap dinilai serius dan membahayakan. Karena itu Pemkab Jembrana melalui Dinas Kesehatan menghimbau masyarakat tetap waspada serta pro aktif melaporkan berbagai potensi penularan rabies. “ Jangan pernah sepelekan rabies, karena resikonya fatal yakni kematian,“ ungkap Suasta.
Ancaman rabies itu tidak pernah hilang. Sekecil apapun gigitan itu segera ambil tindakan dan laporkan. Bila ada masyarakat tergigit anjing, kucing, kera agar segera dilakukan pencucian luka pada air mengakir dengan sabun atau detergen. Bilas
berulang kali sekurang-kurangnya tiga kali untuk membunuh virus dan mengurangi jumlahnya yang masuk pembuluh darah.
Setelah itu langsung ke Puskesmas atau rumah sakit, jangan mengobati sendiri, walaupun sekedar goresan. Jangan sepelekan luka sekecil apapun dan jangan sepelekan hewan yang menggigit sekecil apapun, karena anak anjing yang masih kecilpun banyak yang positif rabies.
Setiap gigitan harus dilaporkan dan terpantau petugas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut. “Rabies tidak ada obatnya, bila manusia atau anjing dan HPR lainnya sudah terinfeksi virus rabies, kematianlah akibatnya. Mari cegah dan tanggulangi rabies bersama-sama,” katanya. (kmb/balipost)