KARANGASEM, BALIPOST.com – Setelah diamankan pihak kepolisian, pelaku dugaan penculikan anak, akan dilakukan pemeriksaan kejiwaannya ke RSJ.
Kapolsek Kubu, AKP I Made Suadnyana, menjelaskan, pelaku dugaan penculikan diduga mengalami gangguan kejiwaan. Akan tetapi, untuk memastikan itu pihaknya bakal membawa pelaku ke RSJP Bangli untuk memastikan kejiwaan pelaku apakah benar-benar ada ganghuan atau tidak.
“Kita akan bawa ke RSJ untuk pastikan itu. Upaya itu kit alakukan untuk bisa mastikan. Sehingga kita bisa melakukan proses penyidikan lebih lanjut,” katanya.
Sebelumnya, kasus dugaan penculikan anak terjadi di Karangasem, tepatnya di Dusun Darma Winangun, Desa Tianyar Timur, Kubu, Karangasem, Minggu (28/10).
Korban adalah Ni Luh Putu Sayang Eka Yanti (6,5), putri pasangan dari Ni Luh Sepi Aryaningsih dengan I Made Laba. Pelaku yang diketahui bernama Kursiya asal Cirebon, dihajar warga hingga babak belur sebelum diserahkan ke Polisi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dilapangan, kejadiannya sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, korban berada di warung milik orang tuanya. Saat kejadian, bapaknya tiduran sambil bermaian HP. Sedangkan korban tiduran di sebalah utara, hanya dihalangi galon air mineral. Tiba-tiba didengar korban menangis. Ayah korban langsung bangun dan menengok korban. Saat itu korban dilihat sedang digendong seorang laki-laki yang tidak dikenal hendak dibawa lari.
Made Laba langsung berteriak minta tolong kepada warga. Setelah berhasil mendapatkan anaknya, pelaku langsung dikejar dan ditangkap warga, selanjutnya dihajar hingga babak belur. Pelaku kemudian diamankan pihak kepolisian di bawa ke Polsek Kubu.
Menurut seorang warga di Polsek Kubu, pelaku saat diamankan banyak membawa uang kecil pencahan seribuan di dalam saku celana. Selain membawa uang, pelaku juga membawa permen.
Sementara Ibu korban, Ni luh Sepi Aryaningsih mengatakan, anaknya masih terus menangis karena takut. “Kejadiannya saya kurang tahu jam berapa. Karena saat kejadian anak saya sama bapaknya. Sekarang anak saya masih terus menangis. Mungkin karena takut,” ucapnya. (eka prananda/balipost)