JAKARTA, BALIPOST.com – Proses identifikasi jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami kendala. Pasalnya, jenazah yang diterima tidak utuh.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Kepala Rumah Sakit Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Komisaris Besar Polisi Musyafak, Selasa (30/10) mengatakan proses identifikasi dari 24 kantong jenazah sedang berlangsung. Kemungkinan kendala identifikasi ada pada wujud korban sendiri yang sudah tidak utuh. “Ada bagian-bagian tubuh yang cukup banyak, sehingga nanti kita akan melaksanakan pemeriksaan DNA juga cukup banyak,” ujarnya.
Musyafak melanjutkan, semua bagian tubuh yang telah diterima oleh RS Polri Kramat Jati juga akan diperiksa DNA-nya selama terpisah dengan bagiannya yang lain. Ia menambahkan dalam identifikasi para korban tersebut, pihaknya dibantu oleh beberapa petugas pemeriksa yakni dokter forensik dari UI, Unair, dari Unpad.
Selain itu, Musyafak mengungkapkan identifikasi para korban dengan pencocokan DNA akan memakan waktu paling cepat empat-lima hari. “Tetapi proses identifikasi ini tidak hanya dari DNA. Kita juga melaksanakan proses identifikasi sesuai dengan standar DVI Interpol di mana kita memeriksa properti dari hasil keterangan keluarga korban maupun pemeriksaan korban itu sendiri,” ujar dia.
Sementara itu, Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto menyatakan sejak Senin sore, Rumah Sakit Polri Soekanto, Kramat Jati Jakarta Timur sudah menerima 24 kantung jenazah yang berisi beberapa potongan tubuh dari 189 korban, yang dibawa dari Karawang. “Satu bodypack itu isinya bisa beberapa jenazah kalau memang kondisi korban kita temukan sudah dalam keadaan hancur,” ujarnya. (kmb/balipost)