TABANAN, BALIPOST.com – Berawal dari keinginan mengelola lahan sawah yang kurang produktif, salah seorang petani Marga, Wayan Dika, berhasil membuat destinasi agrowisata. Tak hanya diminati warga Tabanan tapi dari luar Tabanan.
Lahan sawah yang kerap kering saat musim kemarau sehingga tidak bisa ditanami ini disulap olehnya menjadi taman bunga matahari yang cocok sebagai tempat untuk berfoto ataupun hanya sekedar berekreasi. Warga Banjar Batanyuh Belayu, Marga, Tabanan ini mengatakan awal dari pembuatan Agrowisata ini karena ia ingin mengolah lahan sawah keluarganya yang tidak produktif jika masuk musim kemarau. “Setiap musim kemarau tidak bisa ditanami padi karena tidak cukup air. Hanya bisa menanam jika musim hujan,” ujarnya, Jumat (2/11).
Ia mengakui awalnya tidak berpikir untuk membuka Agrowisata tetapi bertujuan untuk menanam lahan tersebut dengan bunga potong sehingga nanti bisa menjualnya ke hotel-hotel. Tetapi, salah seorang temannya mengusulkan agar menanam bunga matahari.
Dalam menanam bunga matahari di area seluas 10 are ini, Dika mengaku belajar dari media sosial. Ia memulainya empat bulan lalu.
Tanpa disangka, usahanya ini membuat banyak orang tertarik untuk datang. Terlebih ketika melihat hamparan bunga matahari yang tumbuh dan mulai mekar menjadikannya cocok sebagai tempat berfoto.
Lewat media sosial, taman bunga matahari mulai dikenal dan ramai dikunjungi warga. “Sebenarnya belum berani membuka Agrowisata, namun karena terlanjur ramai di media sosial dan banyak yang datang, akhirnya saya putuskan untuk menjadikannya tempat tujuan wisata,” jelasnya.
Saat ini Dika bersama-sama teman-temannya mengelola Agrowisata ini. Ia melanjutkan, pengunjung taman bunga matahari kebanyakan dari kalangan generasi muda yang datang dari Badung, Denpasar hingga Jembrana.
Rata-rata pengunjung sampai 250 orang hingga 500 orang per hari. Katanya, selain ingin melihat langsung keindahan bunga matahari, banyak dari kalangan pengunjung yang datang hanya untuk mengabadikan gambar bunga matahari yang mekar di areal lahan seluas 10 are atau ber selfi dengan tanaman bunga matahari. “Arealnya 10 are. Delapan are ditanami bunga dan dua arenya rencananya untuk fasilitas,” ujarnya.
Untuk tiket masuk ke agrowisata ini hanya dipatok Rp 5 ribu per orang. Sebagai besar hasil tiket masuk digunakan untuk pemeliharaan taman bunga dan penyiapan fasilitas.
Saat ini di taman bunga matahari sedang disiapkan gapura, toilet, serta tempat tiket. Ke depan, Dika berencana untuk memperluas lahan agrowisatanya. “Ada tambahan lahan seluas 35 are. Rencananya tidak hanya menanam bunga matahari saja. Tetapi jenis lainnya seperti bunga krisan, bunga sedap malam dan bunga gemitir. Selain itu, saat ini juga sedang mempersiapkan 50 jenis bunga untuk acara valentine day tahun depan,” paparnya. (Wira Sanjiwani/balipost)
kok ga ditulis lokasinya dimana?
Lokasi sudah tertera di badan berita.
Lahan sawah yang kerap kering saat musim kemarau sehingga tidak bisa ditanami ini disulap olehnya menjadi taman bunga matahari yang cocok sebagai tempat untuk berfoto ataupun hanya sekedar berekreasi. Warga Banjar Batanyuh Belayu, Marga, Tabanan ini mengatakan awal dari pembuatan Agrowisata ini karena ia ingin mengolah lahan sawah keluarganya yang tidak produktif jika masuk musim kemarau. “Setiap musim kemarau tidak bisa ditanami padi karena tidak cukup air. Hanya bisa menanam jika musim hujan,” ujarnya, Jumat (2/11).