GIANYAR, BALIPOST.com – Rencana pengembangan dan pengelolan objek wisata Ceking menjadi kawasan wisata terus dimatangkan. Pertemuan berkelanjutan dengan komponen yang ada di kawasan ini menghasilkan berbagai kesepakatan.
Salah satunya, pelaku usaha di kawasan ini telah menyatakan kesanggupannya bekerjasama dan mendukung program Badan Pengelola Objek Wisata (BPOW) Ceking. Kesanggupan pelaku usaha dilontarkan saat pertemuan dengan pengelolan BPOC Ceking dan pelaku usaha di sisi barat pada pertemuan di Kantor Desa Tegallalang, Sabtu (3/11).
Dari sekitar 15 pelaku usaha yang hadir, lima perwakilan menyatakan siap berkerjasama dengan BPOW Ceking. “Kami yang hadir di sini sanggup bekerjasama dengan pihak BPOC. Apapun keputusan BPOC Ceking akan kami amankan untuk menjaga keasrian dan kealamian objek ini,” ujar Made Sudiarsana asal Desa Mantring, Tampaksiring.
Pernyatqan ini pun didukung pelaku usaha lainnya. Pada intinya pihak pelaku usaha di kawasan ini pun siap menjaga kenyamanan, parkir, kebersihan dan keasrian kawasan.
Di kawasaan wisata Ceking sisi barat ada sejumlah pelaku usaha yang umumya membuka artshop, restaurant, serta berbagai anjungan. Pelaku usaha ini ada penduduk lokal dan pengusaha dari luar Desa Tegallalang bahkan dari luar Kecamatan Tegallalang.
Saat ini sejumlah pemodal juga sedang melakukan pengembangan investasinya di kawasan ini. esuai agenda, pengelolaan objek wisata Ceking, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Gianyar akan dievaluasi. BPOW Ceking berencana mengembangkan obyek wisata ini menjadi kawasan wisata. Sasarannya agar ke depan BPOW Ceking bisa memiliki otoritas untuk melakukan penataan kawasan dan berkontribusi terhadap daerah.
Ketua Badan Pengelola Ceking, Dr. Ir. I Made Dauh Wijana, M.M. didampingi Badan Pengawasan I Ketut Sweta, S.E., M.Si serta Bendesa Adat Tegallalang Drs. I Made Jaya Kasuma, M.M. dan Perbekel Desa Tegallalang, Dewa Rai Sutrisna, S.P, pada rapat tersebut menyatakan dukungan dari pelaku usaha dari sisi barat kawasan ini merupakan komitmen wajib yang mesti dibangun. “Kami merespon positif dukungan ini. Ini sejalan dengam program BPOC untuk tetap menjaga kawasan wisata Ceking tetap alami. Vibrasi lawasan ini harus dijaga oleh semua elemen, tanpa kecuali,” tegasnya.
Dauh Wijana mengatakan pertemuan ini akan berlanjut dengan simakrama dengan pemilik lahan disisi timur objek Ceking. Badan Pengawas Ketut Sweta dan Perbekel Dewa Rai Sutrisna mengatakan pengelolaan objek wisata berbasis alam pertanian ini mutlak harus dijaga.
Sinergi harus dibangun. Kawasan ini tak bisa dieksploitasi secara berlebihan. Niat mendapatkan keuntungan di kawasan ini mesti diimbangi dengan komitmen menjaga objek ini. “Kami berterima kasih atas komitmen para pelaku usaha ini. Ini merupakan bukti kita sejalan dalam menjaga kawasan ini,’’ jelas Ketut Sweta.
Sedangkan Bendesa Tegallalang berharap sinergi ini mestinya menjadi perhatian pengurus BPOC Ceking yag dibentuk desa pakraman Tegallalang. BPOC diharapkan bisa mengedukasi masyarakat pelaku usaha dan pemilik lahan untuk bersama-sama menjaga keasrian kawasan ini. Ini mesti dijabarkan derngan spirit ngayah. “Pengurus BPOC waluapun tidak digaji harus siap ngayah demi desa pakraman,” ujarnya.
Selebihnya Dauh Wijana yang juga anggota DPRD Bali ini berharap semua pihak yang terkait dengan objek wisata Ceking mau berkontribusi dan bersinergi dalam menjaga kealamian kawasan Ceking. “Koordinasi dengan pemilik lahan dan desa penyanding akan segera kami lakukan,” sebutnya.
Badan pengelola juga akan menghadap Camat Tegallalang untuk bisa memfasilitasi pertemuan lintas desa. “Kami akan bergerak cepat dan berharap ada komitmen yang sama dalam hal ini,” ujarnya.
Ia menegaskan BPOC berkomitmen menjadikan warisan leluhur ini rerap lestari dengan pendekatan Tri Hita Karana dan Catur Purusha Arta. Dengan pendekatan ini pihaknya berharap objek wisata Ceking nantinya bisa menjadi penyangga ajegnya budaya Bali. Tak hanya itu, dengan status kawasan wisata nantinya besar peluang pemerintah daerah mendapatkan pajak dari pengelolaan kawasan ini. (Dira Arsana/balipost)