PALANGKARAYA, BALIPOST.com – Menuju generasi emas 2045 dan juga era revolusi industri 4.0, pemuda dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya agar tidak kalah dengan generasi mudah dari negara lain. Pemuda, khususnya pemuda Hindu harus mampu untuk menjadi garda terdepan dan menjadi pelopor perubahan.
Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan, I Gusti Agung Rai Wirajaya menyampaikannya dalam pembukaan Mahasabha XI Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia yang berlangsung di Aula Kawala Waterpark Palangkaraya, Kalimantan, Sabtu (3/11), dalam rilis yang diterima. Rai Wirajaya melanjutkan pemuda adalah harapan bangsa.
Presiden pertama RI, Ir. Soekarno mengatakan bahwa “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kata-kata tersebut mencerminkan bahwa pemuda sebagai harapan bangsa harus memiliki motivasi dan cita-cita dalam melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia.
Di sisi lain, di tengah banyaknya isu SARA dan konflik agama, tentunya sikap nasionalisme dan karakter generasi muda yang berbudi luhur sangat diperlukan. Bagaimana memuwujudkan suatu lingkungan yang etis, minim konflik dan kental akan toleransi. “Hal tersebut bisa dimulai dari lingkungan kelompok pemuda. Bahwa pemudalah yang membawa perubahan sebagai agent of change. Bahkan pemudalah yang mampu untuk mengubah alur kehidupan bangsa ini,” ujar Rai Wirajaya yang sudah tiga periode ngayah untuk Bali sebagai anggota DPR RI ini.
Indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945, pada saat itu tantangan kita adalah melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Namun di era milenial ini, kata Rai Wirajaya, tantangan kita adalah merontokkan paham-paham yang dapat memecah belah bangsa. “Seperti kita ketahui ada begitu banyak paham yang menimbulkan fanatisme terhadap suatu ajaran agama sehingga mampu untuk membelah bangsa ini. Maka di sini juga peran pemuda termasuk pemuda Hindu untuk ikut berada di garda terdepan menjaga empat pilar kebangsaan yakni UUD 1945, NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal di,” papar Anggota Fraksi PDI P DPR RI ini.
Nasionalisme yang kian menyurut di generasi muda dan banyaknya pengaruh budaya dari luar juga merupakan salah satu tantangan terbesar bangsa ini. Yaitu berupaya mewujudkan lingkungan yang jauh dari kata perpecahan dan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengamalan Pancasila yang kian menyurut dan paham fanatisme yang semakin tinggi merupakan pekerjaan rumah bersama untuk memadamkan itu semua. Maka melalui Mahasabha XI Peradah Indonesia, ia berharap dapat mewujudkan dan menjalin tali kekeluargaan antara sesama pemuda Hindu di Indonesia dan menguatkan persatuan serta mencegah perpecahan. “Mari lakukan perubahan yang lebih baik demi Indonesia tumpah darah kita. Pemuda merupakan ujung tombak bangsa. Yakinlah bahwa pemuda mampu membuat perubahan yang lebih baik demi Indonesia Jaya,” tandas Rai Wirajaya. (Citta Maya/balipost)