DENPASAR, BALIPOST.com – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud) melepas jenazah Prof. IB Adnyana Manuaba untuk diberangkatkan ke rumah duka di Gria Simpangan, Blahkiuh pada Senin (5/11). Prof Adnyana Manuaba merupakan salah satu tokoh pendiri FK Unud bersama dengan dr. AA Djelantik dan Prof. Ngurah.

Dekan FK Unud Dr.dr. Ketut Suyasa, Sp.B., Sp.OT (K) menuturkan, jasa almarhum dalam pendirian FK Unud sangat besar. Sekembalinya dari Jakarta, almarhum bersama teman lainnya mendirikan FK Unud dengan menggunakan dana dari hasil ekspor sapi Bali.

Baca juga:  Seorang Petani Tewas Tersetrum Saat Dengarkan Musik

FK Unud didirikan dengan uang ekspor sapi, wajarlah jika keberadaannya dipertanggungjawabkan kepada rakyat Bali pemilik uang sapi itu. Almarhum mendambakan pada suatu saat seluruh mahasiswa dan alumni (termasuk mahasiswa asing) FK Unud beserta dosen-dosennya, bisa memamerkan kemampuan dan kompentensinya.

Ini dengan maksud menunjukkan pada rakyat Bali, bahwa inilah perwujudan hasil dari uang ekspor sapi rakyat yang diberikan kepadanya. Sebagai fakultas baru, tentu membutuhkan alat-alat laboratorium untuk menunjang pembelajaran.

Baca juga:  Yudisium FIB Unud Ke-135, Lepas 83 Calon Wisudawan

Untuk melengkapi itu, hasil dari uang ekspor sapi digunakan. Ruang kuliah belum banyak, sehingga digunakanlah Fakultas Sastra pada waktu itu.

Kemudian untuk kebutuhan anatomi, almarhum membawa mayat untuk belajar di FK Unud. “Banyak sekali jasa beliau, mendirikan program studi pariwisata, prodi ergonomi,” bebernya.

Di 1969 sebagai seorang yang terbius dengan pendekatan ilmiah olahraga, mengorganisir untuk pertama kalinya di Bali penataran faal olah raga bagi para pelatih olah raga di Bali. Ini kemudian menjadi cikal bakal penataran-penataran selanjutnya.

Baca juga:  FK Unud Gelar Donor Darah Plasma Konvalesen

Sepulang dari Jakarta mengikuti seminar olah raga di tahun 1970, almarhum membentuk PPKORI (Perhimpunan Pembina Kesehatan Olah Raga Indonesia). Banyak cerita dan jasa Prof. IB Adnyana Manuaba dalam bidang pendidikan. Tak heran almarhum disebut guru sejati. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *