NEGARA, BALIPOST.com – Dampak dari hujan deras pada Selasa (6/11) dinihari kembali merusak sejumlah bangunan umum dan rumah di Jembrana. Dari informasi di Gilimanuk, tembok penyengker balai Lingkungan Jineng Agung jebol diduga akibat tak kuat menahan aliran air pembuangan. Sedangkan di Banjar Dangin Pangkung, Desa Pekutatan, bangunan bedek di areal rumah milik Ni Nyoman Sari (78) ambruk.
Dari informasi yang dihimpun, di Gilimanuk, tembok penyengker bangunan umum di Lingkungan Jineng Agung jebol diduga terjadi Selasa dinihari sekitar pukul 03.00 Wita. Diduga pondasi senderan bangunan yang berada di atas itu tidak kuat menahan pembuangan air hujan. Hujan yang mengguyur cukup lama, mengakibatkan air menggenang di areal balai lingkungan. Hingga akhirnya tembok penyengker bagian Barat atau di pintu masuk ambrol.
Kepala Lingkungan Jineng Agung, Gede Yasa mengatakan tembok dari batako yang jebol itu sepanjang 10 meter. Yasa yang tinggal di dekat Balai Lingkungan juga sempat mendengar suara gemuruh saat tembok ambrol. Pihaknya sempat keluar saat hujan deras dan sempat mengira kecelakaan. Namun setelah dicek, ternyata tembok penyengker di dekat rumahnya jebol. Lurah Gilimanuk I Gede Wariana Prabawa mengatakan untuk tindakan awal akan dilakukan pembersihan secara gotong royong. Pihaknya juga sudah meminta banutan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana untuk membantu dalam proses pembersihan puing tersebut.
Sementara itu, di Pekutatan sebuah bangunan bedek yang tidak ditempati juga ambruk. Diduga rangka bangunan dari kayu tidak kuat menahan guyuran hujan disertai angin pada Selasa dinihari. Bangunan yang berada di Jalan Teratai, Banjar Dangin Pangkung ini sebelumnya difungsikan sebagai dapur darurat. Namun saat ini bangunan tersebut sudah tidak dipergunakan oleh pemiliknya. Perbekel Pekutatan I Gede Silagunada melalui Kasi Pelayanan, I Nengah Darmayana mengatakan dari pengecekan bangunan bedek yang ambruk itu memang sudah lama tidak ditempati. Pemilik rumah, Ni Nyoman Sari juga berada di luar kota. “Memang ada ambruk, tapi tidak ditempati. Bangunan kosong,” terangnya. Pihaknya juga sedang melakukan pengecekan atap kantor Desa Pekutatan yang mengalami bocor. Diduga genteng mengalami pergeseran dampak gempa beberapa waktu lalu. (surya dharma/balipost)